Bidadari Bersayap Sebelah
Rintik hujan ini semakin menambah rasa sakit dalam hati. Hujan ini seperti air mata yang kulihat mengalir dari matamu yang indah tempo hari. Andai saja aku bisa berdiri di sampingmu lebih dari ini, pasti akan ku hapus air mata itu untukmu. Namun aku seakan berdiri jauh darimu, jauh dari hatimu. Bukan salahmu jika kau tak pernah tau keinginanku, juga bukan salahku jika rasa ini tumbuh dalam hati. Salahkan saja takdir, kenapa menumbuhkan rasa ini disini tepat di hatiku.
Senyum yang selalu terkembang tulus dari bibirmu, mata yang selalu terlihat manis, bagaiman bisa aku menghentikan rasaku untukmu? Jika kau terus saja bersikap baik dan lembut kepadaku. Kau tau, kau meluluhkan seluruh sel dalam tubuhku. Hingga aku seakan tak berdaya saat berada di dekatmu. Aku yang terlihat sangar dan garang, bahkan bisa bersikap jauh lebih lembut kepadamu. Aku seperti kehilangan diriku, saat sehari saja tak bertemu denganmu atau mendengar suaramu.
1 SMS atau bahkan 30 detik mendengar suaramu, mampu mengobati rinduku yang menyesakkan dadaku. Meski hanya menyapa atau bertanya, itu cukup untukku. Cukup untuk memberi angin di panas yang terik, cukup untuk membasuh dahagaku karena merindukanmu.
Bidadari bersayap sebelah, itulah nama panggilan sayangku untukmu Beby Chaesara Anadila. Aku tidak bermaksud meledekmu atau ingin membuatmu marah dengan memanggilmu seperti itu. Hanya saja aku ingin menjadi sayap yang sebelah lagi untukmu.
Kemarin tepat di hari ulang tahunmu kamu berada di sana, di atas panggung bersama teman-temanmu. Karena memandangmu dari bangku penonton. Kau mungkin tidak akan menyadari keberadaanku, karena banyak orang yang kini ada di hadapanmu dan sedang melihatmu. Mereka sesekali berteriak memanggil namamu begitu juga aku.
Ulang tahunnya kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Karena aku bisa hadir sendiri dan memberikannya ucapan secara langsug. Beberpa tahun ini aku tidak bisa pulang ke Indonesia karena harus ikut orang tuaku bertugas di Eropa. Telpon pun juga sangat jarang dan mungkin hampir tidak pernah, walau sesekali kami saling berkirim email. Namun tetap saja, aku tidak pernah lupa ulang tahunnya.
Saat ini kau berdiri di sana, ada kue dan sepucuk surat di berikan kepadamu. Para penonton dan teman-temanmu menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan semangat dan senyuman. Setelah kau tiup lilin yang ada di atas kue, seorang temanmu memberikan sepucuk surat Ketika kau membukanya raut wajahmu berubah menjadi aneh dan heran. Aku langsung menyadari, "apa yang kau baca?"
Aku cemas melihatmu terdiam sejenak saat membaca surat itu, tapi tiba-tiba kau bilang "Play.." dengan keras. Ternyata ada voice note dari seseorang yang berarti untukmu. Iya, sepertinya aku tau jika dia adalah teman seperjuanganmu dari awal, teman bermain seperti yang kau ceritakan dalam e-mailmu. Kalian mungkin masih 2 tahun bersama tapi kalian lebih terlihat seperti teman sejak kecil dan mungkin akan mengalahkan aku.
Saat rekaman suaranya mulai di putar kau mendengarkannya dengan baik, sepertinya kau tak mau melewatkan satu kata pun. Segala kenangannya bersamamu, segala do'a yang di ucapkannya, dan ucapan ulang tahun darinya membuatmu menangis.
Jadi itu ya perasaan teman kalau sesama cewek, tapi kalau aku sama kamu beda lagi ceritanya.
Saat pertunjukan berakhir, sengaja aku berjalan pelan-pelan agar menjadi yang terakhir hi-touch sama kamu seperti saran temanku. Maklum saja ini baru pertama kalinya aku menonton pertunjukan bidadariku itu. Aku berjalan ke pintu keluar, berbaris rapi di belakang penonton yang lain. Ternyata yang tadi tampil telah berjajar di sebelah meja. Satu per satu aku tos dan kini giliran bidadariku, dia tersenyum sambil tos dia memegang erat tanganku.
" Happy birthday Bidadari sayap sebelah.." Ucapku perlahan
" Nico jahat.."
" Udah ah, sampai ketemu dirumah.." Aku berlalu dan melanjutkan tos dengan yang lainnya.
" Udah ah, sampai ketemu dirumah.." Aku berlalu dan melanjutkan tos dengan yang lainnya.
Keesokan harinya, saat sebelum adzan shubuh aku pergi kerumahnya. Ibunya mempersilahkan aku untuk membangunkannya, karena sedari kecil kami sudah menjadi tetangga. Jadi ibunya juga sangat mengenalku.
Sambil di temani ibunya, aku menuju ke kamarnya. Ternyata dia masih terlelap di tempat tidurnya, walalupun belum mandi atau cuci muka dia tetap saja terlihat cantik dan masih polos banget.
" Beb, ayo sholat udah subuh.." Teriakku
Dia langsung kaget dan matanya langsung terbelalak melihatku, " Ah Nico jahat, aku kaget tau.." Ucapnya sambil cemberut.
" Oh ya? " Ledekku
" Ya sudah, mama tinggal dulu. Beb cepetan bangun sholat berjamaah bareng Nico ya." Ucap ibunya
" Iya ma..." Ucapnya masih malas
" Ayo bangun, aku tunggu di bawah ya.." Ucapku sambil mengacak-acak rambutnya." Iya, Nico bawel.."
Masih saja terlihat lucu, tapi saat di atas panggung semalam dia terlihat anggun. Senyumnya begitu ramah, membuat siapa saja yang ada di hadapannya luluh. Ketika aku melihatnya mulai menuruni tangga, sambil tersenyum ah ingin pingsan saja. Cara berjalannya berbeda dengan saat aku tinggalkan. Dia kini berbeda..
Kami pun bersama-sama menuju mushola yang tidak jauh dari rumah. Setelah mengambil wudhlu aku langsung adzan, dan ternyata beberapa saat aku pujian tidak ada seorang pun yang datang untuk sholat berjamaah. Lalu dia bilang " Ayo sholat duluan saja, kamu yang jadi imamnya.." Aku langsung iqomah..
Jantungku berdegup kencang saat Bidadariku berdiri di belakangku sebagai makmumku. Benar-benar perasaan yang sangat sulit di ungkapkan. Apakah ini nyata? Dan sholat pun berjalan lancar dengan aku sebagai imam, dan dia sebagai makmumnya.
Setelah sholat kami berbincang-bincang dirumahnya..
" Kemarin suara shania ya? " Tanyaku
" Iya, shania yang pernah aku ceritain ke kamu."
" Happy birthday ya Beb, bidadari sayap sebelah.." Sambil aku serahkan boneka warna putih
" Ah, Nico.. Masih saja bilang Bidadari sayap sebelah."
" Lha emang iya kan? " Ucapku sambil tertawa
" Tapi makasih ya buat bonekanya.."
" Iya sama - sama.."
Dia pun banyak bercerita tentang pengalamnnya selama menjadi member sebuah grup idol. Banyak hal yang aku lewatkan, dan yang pasti dia semakin dewasa.
" Beb, boleh ngomong sesuatu? "
" Boleh, ngomong aja.."" Aku sayang kamu, "
" Iya, aku juga sayang kamu.."
" Beb, aku cinta kamu. Mau nggak kamu jadi pacarku dan mungkin menjadi yang terakhir untukku?"
Beby hanya terdiam tak menjawab,
" Beb, apa kamu sudah punya pacar? "
Dia hanya menggelengkan kepalanya
" Apa kamu tidak menyukaiku, atau ada yang kamu suka? "
Sekali lagi dia hanya menggelengkan kepalanya
" Lalu kenapa? " Tanyaku lagi
" Ini tidak seperti yang kamu kira Nic, aku tidak bisa. Maaf.." Ucap Beby sambil meneteskan air mata
" Eh jangan nangis Beb, aku nggak apa-apa kok."
" Pulanglah, aku akan mengirimkan sesuatu ke emailmu. Aku nggak kuat kalau harus ngomong." Pintanya
" Iya, aku pulang. Tapi jangan nagis lagi ya.."
Beby mengangguk..
Aku menunggu email darinya, ternyata ini lebih lama dari yang aku kira.Sampai dhuhur pun emailnya belum juga di kirim. Aku ingin kerumahnya, tapi takut membuatnya sedih. Aku hanya bisa menunggu kabar darinya. Dan akhirnya aku tertidur..
Hari mulai sore, aku segera melihat apakah ada email masuk. Ternyata ada satu email dari Beby, ini isinya..
Untuk seseorang yang berarti untukku
Nic, maaf sebenarnya aku tidak ingin menangis di depanmu tadi. Tapi aku tidak bisa membendung air mataku. Kau tau, kau itu adalah salah satu orang yang sangat berarti untukku. Kau adalah kakakku, sahabatku yang pertama dan teristimewa untukku. Kau bisa menjadi segala yang aku mau.
Nico, bukan maksudku menolakmu tapi untuk saat ini aku tidak bisa bersamamu dalam hubungan spesial. Bukan karena aku tidak mau, tapi ini demi mimpiku. Mimpi yang selama ini ingin ku raih. Kamu sudah melihatku berada di atas panggung itu, tapi aku ingin berada di atas panggung yang lebih besar dari yang kemarin.
Aku tau ini akan berat untukmu dan untukku, bahkan mungkin kamu akan bersikap aneh terhadapku setelah ini, tapi ku harap kamu bisa bersikap biasa kepadaku. Jangan marah ya, semua sudah di tentukan oleh yang di atas sana. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, karena semuanya sudah di atur oleh Tuhan.
Kamu tau, kemarin aku sangat senang melihatmu disana. Setelah sekian lama tidak pernah berjumpa, dirimu semakin keren. Dan aku dengar kamu berprestasi disana, dan tentunya kamu pasti punya mimpi. Mari berjuang bersama meraih mimpi kita masing-masing. Jika buatmu aku adalah Bidadari bersayap sebelah, maka jadilah sayap sebelahku. Terus support aku agar aku tidak jatuh, ijinkan aku terbang ke langit paling tinggi yang bisa ku raih.
Oh iya, tentang Shania yang kini menjadi sahabatku. Dia itu sepertimu, dan sangat mirip denganmu. Tanggal lahir kalian pun sama, aku berfikir mungkin dia adalah kembaranmu yang lahir bersamaan ke dunia ini bersamamu. Rasaku ke dia seperti rasaku ke kamu, rasa yang tak pernah bisa ku ungkapkan kepadamu. Tuhan seperti memisahkanku denganmu waktu itu, lalu mengirimkan Shania sebagai penggntimu saat kau jauh dariku.
Kamu adalah sosok yang baik Nic, yang terbaik pula lah yang seharusnya ada untukmu..
Mimpiku masih berada di tempat yang sangat jauh, maukah dirimu mendampingi kisahku sebagai sayap sebelahku? Jika kita berpisah untuk kali ini, suatu hari nanti kita akan bertemu ketika mimpi sudah ada di tangan kita masing-masing.
Si Bidadari sayap sebelah
Beby
Hari mulai sore, aku segera melihat apakah ada email masuk. Ternyata ada satu email dari Beby, ini isinya..
Untuk seseorang yang berarti untukku
Nic, maaf sebenarnya aku tidak ingin menangis di depanmu tadi. Tapi aku tidak bisa membendung air mataku. Kau tau, kau itu adalah salah satu orang yang sangat berarti untukku. Kau adalah kakakku, sahabatku yang pertama dan teristimewa untukku. Kau bisa menjadi segala yang aku mau.
Nico, bukan maksudku menolakmu tapi untuk saat ini aku tidak bisa bersamamu dalam hubungan spesial. Bukan karena aku tidak mau, tapi ini demi mimpiku. Mimpi yang selama ini ingin ku raih. Kamu sudah melihatku berada di atas panggung itu, tapi aku ingin berada di atas panggung yang lebih besar dari yang kemarin.
Aku tau ini akan berat untukmu dan untukku, bahkan mungkin kamu akan bersikap aneh terhadapku setelah ini, tapi ku harap kamu bisa bersikap biasa kepadaku. Jangan marah ya, semua sudah di tentukan oleh yang di atas sana. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, karena semuanya sudah di atur oleh Tuhan.
Kamu tau, kemarin aku sangat senang melihatmu disana. Setelah sekian lama tidak pernah berjumpa, dirimu semakin keren. Dan aku dengar kamu berprestasi disana, dan tentunya kamu pasti punya mimpi. Mari berjuang bersama meraih mimpi kita masing-masing. Jika buatmu aku adalah Bidadari bersayap sebelah, maka jadilah sayap sebelahku. Terus support aku agar aku tidak jatuh, ijinkan aku terbang ke langit paling tinggi yang bisa ku raih.
Oh iya, tentang Shania yang kini menjadi sahabatku. Dia itu sepertimu, dan sangat mirip denganmu. Tanggal lahir kalian pun sama, aku berfikir mungkin dia adalah kembaranmu yang lahir bersamaan ke dunia ini bersamamu. Rasaku ke dia seperti rasaku ke kamu, rasa yang tak pernah bisa ku ungkapkan kepadamu. Tuhan seperti memisahkanku denganmu waktu itu, lalu mengirimkan Shania sebagai penggntimu saat kau jauh dariku.
Kamu adalah sosok yang baik Nic, yang terbaik pula lah yang seharusnya ada untukmu..
Mimpiku masih berada di tempat yang sangat jauh, maukah dirimu mendampingi kisahku sebagai sayap sebelahku? Jika kita berpisah untuk kali ini, suatu hari nanti kita akan bertemu ketika mimpi sudah ada di tangan kita masing-masing.
Jadi, ku harapkan kamu bisa memaafkanku dengan keadaanku yang sekarang ini. Tetaplah menjadi sahabat terbaikku, menjadi sayap sebelahku, menjadi semangat untukku meraih mimpi.
Si Bidadari sayap sebelah
Beby
Ternyata aku salah besar, dan sejak kemarin aku telah menjadi sayap sebelahnya untuk membantunya terbang meraih mimpi yang di inginkannya. Dan mungkin sampai nanti pun dan entah sampai kapan, bahkan mungkin sampai Tuhan memutuskan untuk membiarkan kami bersama. Selama itu aku akan menjadi sayap untuknya.
Cinta itu tak harus memiliki, jika cintamu mengharuskanmu untuk memilikinya dengan segala cara itu bukanlah cinta. Cinta itu membebaskan, cinta itu memberi kebahagiaan, memberi mimpi, dan memberi harapan saat dunia tak memberinya pilihan.
Seperti itulah cintaku untuknya, untuk Bidadari bersayap sebelah yang akan tetap berada di sebelah hatiku. Bagaimana dengan cintamu untuknya?