Translate

Monday, 26 October 2015

Kapan Nikah?



Pertanyaan singkat, sederhana tapi mematikan. “Kapan nikah?”. Sebahgian besar pasti sudah jengah dengan pertanyaan ini, apalagi pertanyaan ini selalu diulang-ulang saat ketemu saudara, tetangga yang udah lama tidak bertemu, bisa juga muncul dari teman orang tua yang tak sengaja bertemu.

“Kapan nikah?”. Pertanyaan ini bakal muncul ketika dirasa usia kamu sudah seharusnya menikah, atau setidaknya udah punya tunangan, atau mungkin sudah punya pasangan namun belum juga diberi kepastian.

“Kapan nikah?”. Sebuah pertanyaan yang terlihat hanya basa-basi tapi mempunyai imbas seperti badai Katrina yang memporak porandakan New Orleans tahun 2005 lalu. Pertanyaan sederhana yang membuat kamu ingin pergi jauh. Pertanyaan yang sukses membuatmu galau dan resah, hingga cuma bisa menjawab dengan senyuman.

Sebagian besar dari kamu (cewek) pasti pernah berpikir, “Siapapun yang mengajak nikah dalam waktu dekat, kamu akan dengan senang hati menerimanya.” Berpikirlah sekali lagi.

Pertama. Kamu yang sekarang jomblo atau single (karena sebagian temanku tidak mau disebut jomblo dengan alasan pertama, jomblo itu pernah pacaran dan temenku ada yang belum pernah pacaran. Kedua, katanya jomblo itu nasib dan single itu pilihan, ada temenku yang masih memilih single karena ingin memprioritaskan sesuatu yang lebih penting). Baiklah, terus aku menyebutnya apa untuk seseorang yang tidak atau belum punya pasangan (kekasih)? Sebut saja “masih sendiri”.

Kamu yang saat ini masih sendiri biasanya kesepian (banyak yang tidak mau mengakui bahwa dirinya kesepian), tapi inilah faktanya jika ada suatu waktu kamu bener-bener merasakan apa yang dinamakan kesepian. Misalnya, kamu punya teman yang sangat dekat ya bisa dibilang satu genk lah. Nah teman satu genk-mu itu udah mempunyai pasangan dan berimbas pada prioritasnya. Kalau dulu, pasti bisa sekedar makan bareng, nongkrong bareng, minum kopi bareng, dan kemana-mana bisa barengan. Tapi sejak mereka mempunyai pasangan, semua sudah berubah.

Tentu saja bakal seperti itu, karena pastinya mereka akan memprioritaskan pasangannya dulu setelah itu baru temannya. Keadaan seperti ini pasti mendorong kamu untuk punya pasangan juga agar bisa seperti teman-temanmu. Iya kan? Hayo ngaku. Tapi coba pikirkan, apakah itu tindakan yang benar? Kurasa itu tidaklah benar.

Kalau ingin seperti temanmu menjadi alasan untuk segera membina sebuah hubungan, saat teman-temanmu ada yang putus dan kembali lagi seperti sebelumnya, kamu akan meninggalkannya? Karena kamu sudah tidak lagi sendiri dan sudah ada temanmu yang menemanimu lagi, kamu bakal memilih untuk mengakhiri status palsumu. Kamu bakal menghancurkan sebuah hati. Kasihankan kalau ternyata kekasihmu selama ini hanya untuk pengusir sepi? Apa kamu setega itu? Toh nyatanya, kesendirian tak selamanya mematikan, kesendirian juga tidak akan berlangsung selamanya.

Next, faktor U alias faktor usia. Paling nyesegh kalau membicarakan umur, apalagi kalau sudah menginjak dewasa dan dinilai sudah “saatnya”.

Kalau jaman sekarang cowok pun tidak ada bedanya dengan cewek kalau soal faktor usia untuk nikah, tapi yang merasa paling kena itu tetap aja cewek. Cewek yang umurnya udah bisa dibilang “saatnya” nikah, pasti bakal baper, resah, gelisah yang tak berarah. Ya seperti yang aku tulis diawal, sebagian besar dari kamu (cewek) pasti pernah berpikir, “Siapapun yang mengajak nikah dalam waktu dekat, kamu akan dengan senang hati menerimanya.” Apa ini benar? Kurasa ini juga tidak benar juga. Huh.

Menikah itu mudah, tapi perjalanan setelah menikah itu yang tidak akan mudah. Rencananya kan mau sampai dipanggil kakek - nenek, kalau nikah karena dikejar usia lalu memutuskan menikah dengan “dia” yang tidak kamu ketahui karakter dan bagaimana dia, bagaimana selanjutnya?

Ini seperti membeli kucing dalam karung. Syukur-syukur kalau dapat kucing Turkish Angora yang cakep dengan hidung mancung,badan bagus dengan gaya lemah lembutnya serta bulu ekor cakep seperti punya musang. Nah kalau dapetnya kucing garong gimana, bukankah sayang banget? Maukah kamu menjalani sisa hidupmu dengan kucing garong?
Kalau cowok sih, mungkin kata-katanya bakal aku ubah jadi gini. Eh, kamu sudah merelakan satu tulang rusukmu untuk diletakkan disuatu tempat. Apakah kamu mau hidup dengan tulang rusuk orang lain, sedangkan tulang rusukmu sendiri sedang mengharapmu untuk segera datang? Iya kalau tulang rusuk milik orang itu lebih bagus dari rusukmu sih tidak mengapa, kalau belang-belang seperti zebra cross gimana?

Tujuan nikah selain karena anjuran agama, pasti ada keinginan untuk semakin bahagia kan?
Dalam pernikahan, pasti pengen pasangan yang bisa mendukung, mendo’akan, membahagiakan, pengertian, dll. Tapi kalau ternyata pasanganmu kasar, temperamen, gak mau tau, gak peduli sama kamu bahkan keluargamu, apakah kamu akan bertahan?

Masih ingatkan, pengennya nikah itu sampai kapan? Rencana awalnya nikah kan sampai maut yang memisahkan kan? Kalau seperti ini gimana? Membayangkan harus hidup bersama orang seperti itu saja udah menyeramkan, apalagi sampai tua, hingga maut memisahkan. Kuat? Masih pengen asal bisa secepatnya nikah?

Intinya aku sih cuma mau bilang, “Jangan makan kalau kamu sedang sangat lapar, makanlah sebelum kamu benar-benar lapar.”

Jangan bertanya kenapa tiba-tiba aku nulis soal makan, baca dulu sampai habis. Jangan demo-demo saya yang masih asyik dengan dunia saya yang masih absurd ini. Hahaa, *ketjup jauh biar gak kaya’ kanebo kering yang kaku.

Ngene lo rek..

Kalau kamu makan dalam keadaan sangat lapar, makanan apapun bakal tetap terasa enak. Walau makanan itu udah expired dari kemarin sekalipun. Dengan keadaan yang sangat lapar karena perut memaksamu untuk segera mengisinya, yang ada kamu tidak akan bisa membedakan makanan itu baik buatmu atau malah akan bisa membuatmu sakit perut.

Nah begitu juga dalam nikah. Jangan menikah saat kamu dalam keadaan putus asa dan jengah karena pertanyaan “kapan nikah?”, karena dalam keadaan seperti itu mungkin saja kamu mengabaikan pertimbangan-pertimbangan yang seharusnya kamu perhatikan dalam memilih pasangan hidup. Yang sudah pacaran aja bisa salah dalam memilih pasangan, apalagi yang belum apa-apa asal nikah aja. Ya kali kalau statusnya cuma pacaran yang bisa putus kapan aja, ini nikah lo.. Gunung pun gak bakal sanggup menerima tugas seberat itu (ceritanya mas-mas yang lebih gede dari saya). Kalau salah milih, jaman sekarang ada dua kemungkinan yang bakal terjadi, yaitu pisah atau kamu harus merelakan kebahagiaan dan masa-masa indahmu dengan orang “seperti itu” dalam waktu yang (mungkin) akan sangat lama.

Percaya aja, Tuhan selalu punya hal baik. Tuhan selalu member apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita minta. Yakin saja, jiwa yang baik akan mendapatkan orang yang baik juga. Sandal aja dari pabrik dibuatnya kanan kiri, jadi kamu pasti tidak akan selamanya sendiri. Akan ada moment yang tepat untukmu bertemu dengan belahan jiwamu, aka nada saat yang tepat meski dengan jalan kebetulan. Ingat, Tuhan tak menjadikan kebetulan sebagai alasan, yang terjadi memang sudah seharusnya terjadi, begitu juga kamu bertemu dengan belahan jiwamu.

Banyak jalan menuju roma. Peribahasa itu mengajarkan kita untuk tidak putus asa dan berpikir jika hanya ada satu jalan untuk menuju tujuan. Dan akan ada banyak hal indah dan sulit yang akan kamu temukan sebelum sampai ke tujuan. Bersabarlah. Tuhan akan memberikanmu jodoh yang pantas.

****

Hahahaa, iya kan.. Senin ku kali ini absurd banget nulis ginian. Makin panas rasanya, tapi juga pengen ketawa. Ada temen yang tiba-tiba chat tentang hal ini. Jadinya ya seperti ini. Ah, blogernya curhat nih.. hahaa, gak juga sih. Tadi chatnya si mbaknya “dijodohin”, tapi kelihatannya gak dipaksa untuk nikah cepet-cepet sih (eh tapi gak tau juga kalau dipaksa terus disuruh cepet nikah juga. Bapak ibunya pengen cepet nimang cucu kali.) Au ah..

Oh iya, sempet baca sesuatu tapi lupa dimana. Tapi cenderung buat cowok sih sepertinya “Bagaimanapun kamu memilih, tulang rusuk semuanya diciptakan bengkok. Tinggal kamu sebagai pemiliknya, mencari cara untuk meluruskannya. Tapi ingat, jika kamu memaksanya untuk lurus bisa-bisa tulang itu akan retak bahkan patah.” *tulisannya saya ngarang, pokonya intinya seperti itu.

Berarti aku kan tulang rusuk nih ya, bengkok dan kaku. Jadi, jangan patahin gua kali. hahaa


SAMPAI BERTEMU DIKEADAAN YANG LEBIH BAIK DARI INI

Wednesday, 7 October 2015

JKT48 - Tooku ni Itemo (Ditempat yang Jauh pun)

JKT48 - Tooku ni Itemo (Ditempat yang Jauh pun)


Di musim semi angin lembut berhembus
Disebelahku ada kau menunggu bis
Hanya mimpi yang dimasukkan dalam tas, memulai perjalanan

Dengan menggunakan jadwal yang baru
Kamu telah memilih jalan yang jauh dan bersinar

Di tempat yang jauh pun langit luas terus membentang
Terhubung dengan kota tempat kita lahir
Awan juga hati memang selalu datang dan pergi dengan bebasnya

Di tempat yang jauh pun, langit luas terus membentang
Waktu yang sama terus-menerus mengalir
Meskipun sekarang kita berpisah, kami selalu ada disisimu

Jalan yang penuh pohon-pohon sakura
Bis pun akhirnya datang sesuai jadwal
Sambil tersenyum aku pergi dulu ya, kau melambaikan tangan

Kilauanmu yang sekarang adalah cahaya keyakinan mempercayai hari esok

Disaat kesulitan cobalah memandang langit
Pasti akan terlihat sekumpulan awan
Butiran airmata yang dibuat matamu tersapu oleh angin

Disaat kesulitan cobalah memandang langit
Karena seperti biasa disini ku slalu mendengarkan cerita-ceritamu
Kita tak akan pernah sendirian

Di tempat yang jauh pun, langit luas terus membentang
Waktu yang sama terus-menerus mengalir
Meskipun sekarang kita berpisah, kami selalu ada disisimu

Disaat kesulitan cobalah memandang langit
Pasti akan terlihat sekumpulan awan
Butiran airmata yang dibuat matamu tersapu oleh angin

Disaat kesulitan cobalah memandang langit
Karena seperti biasa disini ku slalu mendengarkan cerita-ceritamu
Kita tak akan pernah sendirian

*****************

Ini lagu terbaper dari setlist Te Wo Tsunaginagara yang juga jadi lagu favoritku.

Hei Senja... Meskipun sekarang kita berpisah, kami selalu ada disisimu..


SEMOGA BERTEMU DIKEADAAN YANG LEBIH BAIK DARI INI