Pertanyaan singkat, sederhana tapi mematikan. “Kapan
nikah?”. Sebahgian besar pasti sudah jengah dengan pertanyaan ini, apalagi
pertanyaan ini selalu diulang-ulang saat ketemu saudara, tetangga yang udah
lama tidak bertemu, bisa juga muncul dari teman orang tua yang tak sengaja
bertemu.
“Kapan nikah?”. Pertanyaan ini bakal muncul ketika
dirasa usia kamu sudah seharusnya menikah, atau setidaknya udah punya tunangan,
atau mungkin sudah punya pasangan namun belum juga diberi kepastian.
“Kapan nikah?”. Sebuah pertanyaan yang terlihat
hanya basa-basi tapi mempunyai imbas seperti badai Katrina yang memporak
porandakan New Orleans tahun 2005 lalu. Pertanyaan sederhana yang membuat kamu
ingin pergi jauh. Pertanyaan yang sukses membuatmu galau dan resah, hingga cuma
bisa menjawab dengan senyuman.
Sebagian besar dari kamu (cewek) pasti pernah berpikir,
“Siapapun yang mengajak nikah dalam waktu
dekat, kamu akan dengan senang hati menerimanya.” Berpikirlah sekali lagi.
Pertama. Kamu yang sekarang jomblo atau single
(karena sebagian temanku tidak mau disebut jomblo dengan alasan pertama, jomblo
itu pernah pacaran dan temenku ada yang belum pernah pacaran. Kedua, katanya
jomblo itu nasib dan single itu pilihan, ada temenku yang masih memilih single
karena ingin memprioritaskan sesuatu yang lebih penting). Baiklah, terus aku
menyebutnya apa untuk seseorang yang tidak atau belum punya pasangan (kekasih)?
Sebut saja “masih sendiri”.
Kamu yang saat ini masih sendiri biasanya kesepian (banyak
yang tidak mau mengakui bahwa dirinya kesepian), tapi inilah faktanya jika ada
suatu waktu kamu bener-bener merasakan apa yang dinamakan kesepian. Misalnya,
kamu punya teman yang sangat dekat ya bisa dibilang satu genk lah. Nah teman satu genk-mu itu udah mempunyai pasangan dan
berimbas pada prioritasnya. Kalau dulu, pasti bisa sekedar makan bareng,
nongkrong bareng, minum kopi bareng, dan kemana-mana bisa barengan. Tapi sejak
mereka mempunyai pasangan, semua sudah berubah.
Tentu saja bakal seperti itu, karena pastinya mereka
akan memprioritaskan pasangannya dulu setelah itu baru temannya. Keadaan seperti
ini pasti mendorong kamu untuk punya pasangan juga agar bisa seperti
teman-temanmu. Iya kan? Hayo ngaku. Tapi coba pikirkan, apakah itu tindakan
yang benar? Kurasa itu tidaklah benar.
Kalau ingin seperti temanmu menjadi alasan untuk
segera membina sebuah hubungan, saat teman-temanmu ada yang putus dan kembali
lagi seperti sebelumnya, kamu akan meninggalkannya? Karena kamu sudah tidak
lagi sendiri dan sudah ada temanmu yang menemanimu lagi, kamu bakal memilih
untuk mengakhiri status palsumu. Kamu bakal menghancurkan sebuah hati. Kasihankan
kalau ternyata kekasihmu selama ini hanya untuk pengusir sepi? Apa kamu setega
itu? Toh nyatanya, kesendirian tak selamanya mematikan, kesendirian juga tidak
akan berlangsung selamanya.
Next, faktor U alias faktor usia. Paling nyesegh kalau membicarakan umur, apalagi
kalau sudah menginjak dewasa dan dinilai sudah “saatnya”.
Kalau jaman sekarang cowok pun tidak ada bedanya
dengan cewek kalau soal faktor usia untuk nikah, tapi yang merasa paling kena
itu tetap aja cewek. Cewek yang umurnya udah bisa dibilang “saatnya” nikah,
pasti bakal baper, resah, gelisah yang tak berarah. Ya seperti yang aku tulis
diawal, sebagian besar dari kamu (cewek) pasti pernah berpikir, “Siapapun yang mengajak nikah dalam waktu
dekat, kamu akan dengan senang hati menerimanya.” Apa ini benar? Kurasa ini
juga tidak benar juga. Huh.
Menikah itu mudah, tapi perjalanan setelah menikah
itu yang tidak akan mudah. Rencananya kan mau sampai dipanggil kakek - nenek,
kalau nikah karena dikejar usia lalu memutuskan menikah dengan “dia” yang tidak
kamu ketahui karakter dan bagaimana dia, bagaimana selanjutnya?
Ini seperti membeli kucing dalam karung. Syukur-syukur
kalau dapat kucing Turkish Angora yang cakep dengan hidung mancung,badan bagus
dengan gaya lemah lembutnya serta bulu ekor cakep seperti punya
musang. Nah kalau dapetnya kucing garong gimana, bukankah sayang banget? Maukah
kamu menjalani sisa hidupmu dengan kucing garong?
Kalau cowok sih, mungkin kata-katanya bakal aku ubah jadi gini. Eh, kamu sudah merelakan satu tulang rusukmu untuk diletakkan disuatu tempat. Apakah kamu mau hidup dengan tulang rusuk orang lain, sedangkan tulang rusukmu sendiri sedang mengharapmu untuk segera datang? Iya kalau tulang rusuk milik orang itu lebih bagus dari rusukmu sih tidak mengapa, kalau belang-belang seperti zebra cross gimana?
Tujuan nikah selain karena anjuran agama, pasti ada
keinginan untuk semakin bahagia kan?
Dalam pernikahan, pasti pengen pasangan yang bisa
mendukung, mendo’akan, membahagiakan, pengertian, dll. Tapi kalau ternyata
pasanganmu kasar, temperamen, gak mau tau, gak peduli sama kamu bahkan
keluargamu, apakah kamu akan bertahan?
Masih ingatkan, pengennya nikah itu sampai kapan? Rencana
awalnya nikah kan sampai maut yang memisahkan kan? Kalau seperti ini gimana? Membayangkan
harus hidup bersama orang seperti itu saja udah menyeramkan, apalagi sampai tua,
hingga maut memisahkan. Kuat? Masih pengen asal bisa secepatnya nikah?
Intinya aku sih cuma mau bilang, “Jangan makan kalau
kamu sedang sangat lapar, makanlah sebelum kamu benar-benar lapar.”
Jangan bertanya kenapa tiba-tiba aku nulis soal
makan, baca dulu sampai habis. Jangan demo-demo saya yang masih asyik dengan
dunia saya yang masih absurd ini. Hahaa, *ketjup jauh biar gak kaya’ kanebo
kering yang kaku.
Ngene lo rek..
Kalau kamu makan dalam keadaan sangat lapar, makanan
apapun bakal tetap terasa enak. Walau makanan itu udah expired dari kemarin
sekalipun. Dengan keadaan yang sangat lapar karena perut memaksamu untuk segera
mengisinya, yang ada kamu tidak akan bisa membedakan makanan itu baik buatmu
atau malah akan bisa membuatmu sakit perut.
Nah begitu juga dalam nikah. Jangan menikah saat
kamu dalam keadaan putus asa dan jengah karena pertanyaan “kapan nikah?”,
karena dalam keadaan seperti itu mungkin saja kamu mengabaikan
pertimbangan-pertimbangan yang seharusnya kamu perhatikan dalam memilih
pasangan hidup. Yang sudah pacaran aja bisa salah dalam memilih pasangan,
apalagi yang belum apa-apa asal nikah aja. Ya kali kalau statusnya cuma pacaran
yang bisa putus kapan aja, ini nikah lo.. Gunung pun gak bakal sanggup menerima
tugas seberat itu (ceritanya mas-mas yang lebih gede dari saya). Kalau salah
milih, jaman sekarang ada dua kemungkinan yang bakal terjadi, yaitu pisah atau
kamu harus merelakan kebahagiaan dan masa-masa indahmu dengan orang “seperti
itu” dalam waktu yang (mungkin) akan sangat lama.
Percaya aja, Tuhan selalu punya hal baik. Tuhan
selalu member apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita minta. Yakin saja,
jiwa yang baik akan mendapatkan orang yang baik juga. Sandal aja dari pabrik
dibuatnya kanan kiri, jadi kamu pasti tidak akan selamanya sendiri. Akan ada
moment yang tepat untukmu bertemu dengan belahan jiwamu, aka nada saat yang
tepat meski dengan jalan kebetulan. Ingat, Tuhan tak menjadikan kebetulan
sebagai alasan, yang terjadi memang sudah seharusnya terjadi, begitu juga kamu
bertemu dengan belahan jiwamu.
Banyak jalan menuju roma. Peribahasa itu mengajarkan
kita untuk tidak putus asa dan berpikir jika hanya ada satu jalan untuk menuju
tujuan. Dan akan ada banyak hal indah dan sulit yang akan kamu temukan sebelum
sampai ke tujuan. Bersabarlah. Tuhan akan memberikanmu jodoh yang pantas.
****
Hahahaa, iya kan.. Senin ku kali ini absurd banget
nulis ginian. Makin panas rasanya, tapi juga pengen ketawa. Ada temen yang
tiba-tiba chat tentang hal ini. Jadinya ya seperti ini. Ah, blogernya curhat
nih.. hahaa, gak juga sih. Tadi chatnya si mbaknya “dijodohin”, tapi
kelihatannya gak dipaksa untuk nikah cepet-cepet sih (eh tapi gak tau juga
kalau dipaksa terus disuruh cepet nikah juga. Bapak ibunya pengen cepet nimang
cucu kali.) Au ah..
Oh iya, sempet baca sesuatu tapi lupa dimana. Tapi cenderung
buat cowok sih sepertinya “Bagaimanapun kamu memilih, tulang rusuk semuanya
diciptakan bengkok. Tinggal kamu sebagai pemiliknya, mencari cara untuk meluruskannya. Tapi
ingat, jika kamu memaksanya untuk lurus bisa-bisa tulang itu akan retak bahkan
patah.” *tulisannya saya ngarang, pokonya intinya seperti itu.
Berarti aku kan tulang rusuk nih ya, bengkok dan kaku. Jadi, jangan patahin gua kali. hahaa