Lelah.
Semua orang pasti punya titik dimana dia tidak ingin berbuat apapun. Kau hanya ingin diam dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Kau tak ingin bergerak, menggerakkan, dan digerakkan. Hanya ingin diam. Lelah tak selalu tentang putus asa. Terkadang dan sering kali orang berpikir bahwa lelah itu sama dengan putus asa, padahal sejatinya lelah bukanlah perkara berhenti dan tidak menginginkannya lagi. Ya, seperti memperjuangkanmu.
Apakah kalian pernah merelakan segalanya untuk memperjuangkan sebuah hati? Waktu, tenaga, pikiran hanya untuk dia. Kau bisa berbuat apapun. Dan saat kau lelah, semua yang telah kau lalui dan kau lakukan muncul kepermukaan. Semua menjadi rentetan cerita yang tidak masuk dalam akal sehatmu. Kau pilah dan kau pelajari apa yang salah. Kau cermati setiap bagian dari pengorbanan yang tak pernah di hargai olehnya.
Coba tebak apa yang akan kau temukan?
Kau akan menemukan lelah. Baiklah, bukannya aku ingin mengungkap semua yang telah aku berikan tapi apa salahnya jika aku memperbaiki apa yang salah dalam diriku? Mungkin saja caraku dalam memberikan semua itu tidak benar, mungkin juga aku memberikan hal yang salah. Namun apakah kau pernah berpikir hal itu? Tentu saja tidak. Kau selalu mencari letak salah dari semua yang ku relakan.
Ya, aku bodoh karena aku telah merelakan banyak hal tanpa memperhitungkan imbal balik apa yang akan ku dapatkan. Seperti yang ku katakan, ini bukan masalah kalkulasi. Merasa bodoh, tolol, dan tidak masuk di akal orang normal. Hahaa, bukankah masalah hati selalu membuat orang menjadi abnormal?
Aku pernah membaca sebuah kalimat "Sabar itu tak ada batasnya. Saat kau bilang sabar ada batasnya, bukan sabar yang berbatas tapi kau yang sudah berhenti untuk bersabar." Mungkin lelah ada diantara sabar dan putus asa. (Mungkin saja, kalau kalian tahu sesuatu yang lain dari "Lelah" mungkin bisa membantuku.)
Lelah.
Kau hanya butuh berhenti sejenak dan kemudian kembali berjalan. Namun akan menemui dua jalan setelah kau beristirahat dan memutuskan untuk kembali berjalan.
Pertama, kau akan dihadapkan pada keadaan yang kau lihat akan sama seperti saat sebelum kau berhenti. Dia yang kau cinta, berdiri tersenyum dengan manisnya. Dia mengulurkan tangannya untuk mengajakmu kembali bersama. Dia terlihat telah berubah menjadi orang yang menyenangkan.
Tapi saat kau memilih jalan bersamanya, mungkin saja dia memang telah berubah atau mungkin saja dia tak akan pernah berubah. Resikonya, kau akan kembali pada awal tulisan ini.
Kedua, tak lagi ada dia yang kau cinta dan kau perjuangkan selama beberapa waktu ini. Kau yang berhenti untuk bersabar, kau yang tak lagi bisa merima sisi buruk darinya, kau yang tak lagi bisa mengingat kisah manis yang pernah kalian lalui bersama. Kau yang memilih jalan baru, dan kembali berharap menemukan seseorang yang lebih baik darinya.
Namun, mungkin saja kamu tidak akan pernah menemukan seseorang yang lebih baik darinya, mungkin saja dia telah benar-benar berubah dan keputusanmu telah mengecewakan sebuah hati yang baik.
Ingatlah, selalu ada saat dimana kau merasa mencintai orang yang salah. Tapi cinta tak pernah salah. Jika pantas, perjuangkan dan jika kau merasa tidak pantas untukmu maka relakanlah. Cinta itu mudah, pilihanlah yang menjadikannya rumit.
Jika ia tak mampu menjadi alasan, setidaknya pilihlah dia yang bisa menjadi rumah sebagai tujuan. Karena sejauh apapun kamu berjalan, kau akan selalu butuh tempat untuk kembali.
Semua orang pasti punya titik dimana dia tidak ingin berbuat apapun. Kau hanya ingin diam dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. Kau tak ingin bergerak, menggerakkan, dan digerakkan. Hanya ingin diam. Lelah tak selalu tentang putus asa. Terkadang dan sering kali orang berpikir bahwa lelah itu sama dengan putus asa, padahal sejatinya lelah bukanlah perkara berhenti dan tidak menginginkannya lagi. Ya, seperti memperjuangkanmu.
Apakah kalian pernah merelakan segalanya untuk memperjuangkan sebuah hati? Waktu, tenaga, pikiran hanya untuk dia. Kau bisa berbuat apapun. Dan saat kau lelah, semua yang telah kau lalui dan kau lakukan muncul kepermukaan. Semua menjadi rentetan cerita yang tidak masuk dalam akal sehatmu. Kau pilah dan kau pelajari apa yang salah. Kau cermati setiap bagian dari pengorbanan yang tak pernah di hargai olehnya.
Coba tebak apa yang akan kau temukan?
Kau akan menemukan lelah. Baiklah, bukannya aku ingin mengungkap semua yang telah aku berikan tapi apa salahnya jika aku memperbaiki apa yang salah dalam diriku? Mungkin saja caraku dalam memberikan semua itu tidak benar, mungkin juga aku memberikan hal yang salah. Namun apakah kau pernah berpikir hal itu? Tentu saja tidak. Kau selalu mencari letak salah dari semua yang ku relakan.
Ya, aku bodoh karena aku telah merelakan banyak hal tanpa memperhitungkan imbal balik apa yang akan ku dapatkan. Seperti yang ku katakan, ini bukan masalah kalkulasi. Merasa bodoh, tolol, dan tidak masuk di akal orang normal. Hahaa, bukankah masalah hati selalu membuat orang menjadi abnormal?
Aku pernah membaca sebuah kalimat "Sabar itu tak ada batasnya. Saat kau bilang sabar ada batasnya, bukan sabar yang berbatas tapi kau yang sudah berhenti untuk bersabar." Mungkin lelah ada diantara sabar dan putus asa. (Mungkin saja, kalau kalian tahu sesuatu yang lain dari "Lelah" mungkin bisa membantuku.)
Lelah.
Kau hanya butuh berhenti sejenak dan kemudian kembali berjalan. Namun akan menemui dua jalan setelah kau beristirahat dan memutuskan untuk kembali berjalan.
Pertama, kau akan dihadapkan pada keadaan yang kau lihat akan sama seperti saat sebelum kau berhenti. Dia yang kau cinta, berdiri tersenyum dengan manisnya. Dia mengulurkan tangannya untuk mengajakmu kembali bersama. Dia terlihat telah berubah menjadi orang yang menyenangkan.
Tapi saat kau memilih jalan bersamanya, mungkin saja dia memang telah berubah atau mungkin saja dia tak akan pernah berubah. Resikonya, kau akan kembali pada awal tulisan ini.
Kedua, tak lagi ada dia yang kau cinta dan kau perjuangkan selama beberapa waktu ini. Kau yang berhenti untuk bersabar, kau yang tak lagi bisa merima sisi buruk darinya, kau yang tak lagi bisa mengingat kisah manis yang pernah kalian lalui bersama. Kau yang memilih jalan baru, dan kembali berharap menemukan seseorang yang lebih baik darinya.
Namun, mungkin saja kamu tidak akan pernah menemukan seseorang yang lebih baik darinya, mungkin saja dia telah benar-benar berubah dan keputusanmu telah mengecewakan sebuah hati yang baik.
Ingatlah, selalu ada saat dimana kau merasa mencintai orang yang salah. Tapi cinta tak pernah salah. Jika pantas, perjuangkan dan jika kau merasa tidak pantas untukmu maka relakanlah. Cinta itu mudah, pilihanlah yang menjadikannya rumit.
Jika ia tak mampu menjadi alasan, setidaknya pilihlah dia yang bisa menjadi rumah sebagai tujuan. Karena sejauh apapun kamu berjalan, kau akan selalu butuh tempat untuk kembali.