Translate

Saturday, 18 February 2017

Tak Mudah

Mungkin kau bertanya-tanya
Arti perhatianku terhadapmu
Pasti kau menerka-nerka 
Apa yang tersirat dalam gerakku
Akulah serpihan kisah masa lalumu 

Yang sekedar ingin tau keadaanmu
Tak pernah aku bermaksud mengusikmu 

Mengganggu setiap ketentraman hidupmu 
Hanya tak mudah bagiku lupakanmu
Dan pergi menjauh
Beri sedikit waktu 

Agar ku terbiasa 
Bernafas tanpamu

***

Menyakitkan memang, jika keadaan hati sedang tidak baik, namun yang mengalun dalam ruang dengar adalah lagu-lagu melankolis yang menjadikan keadaan semakin dramatis. Lagu memang punya caranya sendiri untuk mengungkap apa yang tak mampu terucap. Dasar pribadi yang menyedihkan, hanya bisa berteriak di blog tanpa bisa berkata di dunia nyata. Tapi bagaimana harus berkata, jika bertanya saja termasuk dalam kesalahan?

Yaaahh udah main netes aja, ah jadi burem. Huft

Apa selama ini aku hanya sebagai pengganggu yang mengusik ketentraman hidupmu? Dan saat ini kamu mulai membangun tembok yang kokoh dan tinggi berharap aku tak lagi mampu melihat meski sekedar bayanganmu.

Aku bodoh kan? Karena tidak mau tahu jika kamu sudah tidak menginginkan. Aku tidak punya harga diri kan? Karena terus mengejarmu tanpa peduli luka yang terus tergurat dalam perjalananku yang selalu saja mengarah ke tempatmu.

Maaf.. Maaf.. Maaf..
Jika aku tidak pernah punya topik pembicaraan penting yang bisa kita bicarakan, karena apa yang kita jalani memang jauh berbeda. Jika aku banyak bercerita, pada akhirnya kamu akan bosan dan berkata lelah kemudian selamat malam. Tapi tanpa kamu sadari, aku memperhatikanmu. Kamu baru tidurjauh setelah ucapan selamat malam. Aku bodoh karena percaya ucapan selamat malam? Entahlah, karena itulah aku lebih suka selamat pagi. Malam itu gelap, tempat dimana banyak hal bisa tersembunyi dengan rapi.

Aku suka saat kamu mulai bercerita tentang banyak hal. Meski kadang aku tidak mengerti kenapa, tapi aku selalu berusaha mencerna setiap kata dalam ceritamu. Aku ingat hal-hal yang bisa membuatmu tertawa. Apa yang tidak kamu suka, apa yang kamu benci, apa yang tidak boleh kamu lakukan. Aku mencoba mengingat semua. Dan yang paling aku ingat, kamu paling tidak suka chat GJ dan gak penting. Aku perlu berpikir seribu kali untuk mencari satu bahan chat penting. Jika aku tidak menemukan, itu berarti aku harus menunggumu untuk sekedar ingat.

Karena sepertinya kamu sangat sibuk, akan aku ceritakan di sini. Mungkin akan kamu temukan nanti. :)

Aku sakit. Kamu baru tahu setelah aku udah mulai baikan. Kenapa aku gak cerita? Karena aku tidak ingin kamu khawatir, karena aku tau kamu sangat sibuk dan pasti sangat lelah. "Khawatir", entahlah.. Hanya saja tidak ingin kamu merasakannya, walau mungkin tidak ada kata itu untukku.

Oh ya, aku juga sempat makan sate kelinci. Hal ini kamu tau kan? Karena aku sudah cerita saat kebetulan kamu sedang memberi kabar.

Tanganku kesleo, sakit banget sampai bengkak. Aku pas jalan kemudian ada temen yang bercanda, dia menjegal kakiku, kemudian aku jatuh dan tanganku menahan. Sekarang masih sakit. Tadi mau cerita, tapi sepertinya kamu sibuk dan lelah. Hanya karena aku bertanya satu hal, yang aku kira ingin memberi perhatian ternyata hanya kesalahan pertanyaan. Ya ya ya, maafkan kebodohanku yang terus saja berulang.




Hanya tak mudah bagiku lupakanmu dan pergi menjauh. Karena aku belum ingin bernafas tanpamu. Aku juga tidak bermaksud mengusik kehidupanmu, tidak ingin sedikit pun menjadi bebanmu. Rasa ini menyakitkan. Biar aku saja yang merasakannya, jangan kamu. Kamu tidak akan mampu. :)

Wednesday, 8 February 2017

Kejujuran Hati - Kerispatih

Sudah cukup malam untuk sekedar merangkai kata, tapi apa yang bisa dilakukan jika semuanya berputar dalam pikiran dan menumpuk dalam hati? Harusnya sih bergegas berbaring di tempat tidur, memakai selimut, dan mencoba memejamkan mata. Seharusnya. Tapi nyatanya, mataku masih begitu jernih. Sejernih semua hal yang beberapa waktu ini begitu samar.

Ragu, bimbang, ingin berhenti, kemudian pergi dan menghilang. Namun setiap kali keputus asaan mulai menyelimuti, dia datang membawa senyum hangat yang membuatku lupa. Tapi sedetik kemudian ia kembali pergi meninggalkan luka. Namanya juga cancer terlalu perasa, bodoh.

Tidak punya waktu, sibuk, capek, ini itu anu atau apalah namanya, aku tidak pernah menuntut untuk dia yang selalu ada, aku juga tidak menuntut untuk tahu apa yang dilakukannya. Karena keyakinanku cuma satu, menunggu. Ya, menunggu. Menunggu ia dengan lapangnya bercerita tentang apa saja yang sedang ia jalani tanpa perlu ku minta.

Masih percaya jika kenyamanannya masih ada padamu?

Aku ragu. Karena aku tak pernah bisa ada untuknya, tak bisa menemaninya di saat-saat yang berat baginya, membantunya di saat ia kesulitan, menemaninya di saat dia merasa sendirian, dan masih banyak lagi. Dan satu hal yang tidak bisa aku pungkiri, jika ada orang lain yang bisa melakukan semua itu untuknya, bahkan sebelum ia berkata.

Tahu diri.

Berkalikali aku menegaskan dan memperingatkan hatiku untuk tau diri, jika aku tak lebih baik dari sekedar batu sandungan yang menghalangin jalannya. Menyingkir, kemudian mengikhlaskan dia bersama orang lain itu. Hahaa, aku kembali mengemukakan kalimat terbulshit. Tapi memang ada benarnya, karena aku tidak pernah bisa memberikan kebahagiaan seperti saat dia bersama orang lain itu. :')





Ku akui aku memang cemburu 
Setiap kali kudengar namanya kau sebut 
Tapi ku tak pernah bisa 
Melakukan apa yg seharusnya kulakukan 
Karena memang kau bukan milikku

Ku akui aku merindukanmu

Meski ternyata tak pernah kau merindukanku 
Tapi ku tak pernah bisa
 Melakukan apa yg seharusnya kuinginkan 
Karena memang kau bukan milikku

Sesungguhnya ku tak rela

 Jika kau tetap bersama dirinya 
Hempaskan cinta yg kuberi

Semampunya ku mencoba 

Tetap setia menjaga segalanya 

"Karena aku tidak bisa memberikan apa yang bisa dia berikan untukmu,- From Bandung with Love".