Translate

Friday, 7 December 2018

Bagaimana Jika?

Masih hujan. Aku sedang memikirkanmu, memikirkan banyak kemungkinan tentang kita. Kemungkinan yang tak mungkin. Perandaian yang membuatku takut akan segala hal tentangmu. Tentang kepergianmu, tentang rasamu yang berhenti, tentang segala hal tentangmu.

Aku berpikir tentang banyak hal. Alasan kenapa kamu diam? Kenapa kamu acuh dan menjadi dingin? Apakah kamu takut aku jatuh hati padamu? Hahaa... Percayalah, sebelum kamu tahu, aku sudah jatuh tanpa sempat memikirkan cara keluar dari lembah pesonamu.

Apakah aku menyesal?

Tidak. Aku akan menjawab itu dengan tegas. Tak ada sesal yang menjelma saat aku menyadari kejatuhanku ini. Sakit? Ah sudah pasti, jangan kamu tanya seberapa sakitnya ini, apalagi aku harus menahan semua ini sendiri agar tetap rapi tersembunyi.

Lalu kenapa masih bertahan?

Kau tahu, hujan adalah jelmaan anak-anak rindu. Begitu banyak dan syahdu. Hujan bisa memutar kembali ingatan tentang kebahagiaan dan kesakitan, tapi selalu ada rindu yang datang bersama tetesnya.

Apa hubungannya kamu, hujan dan aku yang masih bertahan?

Ya karena hujan tak pernah lelah dan menyerah untuk bercerita tentang rindu meski diabaikan. Ia tetap turun ke bumi tanpa berharap kembali ke langit. Ia terus menerus datang meski bumi enggan.

Kau tahu, hujan itu penyampaian rindu. Pagi ini ia turun sebentar, jika kamu juga rindu mestinya kamu bilang dan tak perlu gentar.

Aku akan menjawab apa?

Tentu saja aku pun sama. Merindukanmu juga.

Lalu bagaimana jika hujan tak datang hari ini?

Tenang. Walau ia tak datang kali ini, kamu tetap yang akan kurindukan seharian. Mulai senin sampai akhir pekan, dari pagi hingga semalaman.

Uwuwuwu..

Aku Tak Apa

Aku tak apa.

Iya, sungguh.

Aku sudah tahu sejak awal, semua resiko yang harus kutanggung karena dengan lancangnya berani mencintaimu. Sejak dari pertama, hanya aku yang memperjuangkanmu yang tidak tahu menahu tentang rasa yang kusembunyikan dengan rapi.

Aku tak apa, bila setiap waktu harus merangkulmu yang menangis tersedu karena ulah seseorang yang telah menyakitimu. Aku tak apa, jika setiap hari harus mendengarkanmu bercerita tentang orang yang kau suka tapi bukan aku. Aku tak apa, jika harus seperti itu. Sungguh.

"Kucintaimu tak berarti bahwa ku harus memilikimu selamanya~"

Lucu ya? Hahaa.. Naif memang, tapi aku bisa apa? Jika hanya aku yang menginginkanmu dan kamu tidak pernah. Tapi andai bisa, aku ingin memberitahumu, sungguh aku ingin menjadikanmu satu-satunya bukan salah satunya.

Tapi tidak. Menjadi teman baik yang selalu mendengar, menyediakan waktu dan bahu, memberikan kenyamanan saat kamu rapuh seperti saat itu. Cukuplah bagiku. Tak apa, iya aku tak apa.

Kadang aku tidak bisa menyembunyikan kekesalan, saat namanya terdengar begitu istimewa dari bibirmu. Mungkin kamu merasa, hingga kemudian kamu diam dan beralih meredakan kekesalanku. Benar, aku tidak ahli berpura-pura tapi aku bisa berbohong kepadamu jika aku baik-baik saja. Aku tak apa.

Bodoh? Iya seperti biasa. Hahaa, tak apa.

Sunday, 14 January 2018

Tentang Kesendirian.

Line, 30 Agustus 2017

Kesendirian yang sepi sangatlah membosankan, bisa membuat berhenti berpikir jernih kemudian menipu hatiku. Hadirnya seseorang waktu itu, kuartikan sebagai cinta.  Hingga pelukannya pun ku rasa nyaman.

Cinta dan biasa bersama, perbedaannya hanya sejengkal. Dan sering kali diabaikan. Nyatanya mereka bukanlah hal yang sama.

Kemudian ia yang datang bersiap pergi dan bilang, "Kamu orang baik, nanti pasti akan mendapatkan seseorang yang terbaik."

Kenapa bukan kamu saja yang berusaha menjadi lebih baik untukku?


Line, 31 Agustus 2017

Entah siapa yang saat ini tengah menjadi jarum. Semoga Tuhan menguatkan si pencari, meski jarum itu tersembunyi dalam tumpukan jerami.

Jika hanya berhenti sejenak kemudian melanjutkan pencarian lagi, kamu hanya lelah. Jika kamu berhenti dan pasrah, bisa jadi kamu telah kalah.

Bukan mencari yang terbaik, tapi mencari ia yang juga sedang mencariku. Kemudian saling menemukan.

Night Semesta,