Aku tak apa.
Iya, sungguh.
Aku sudah tahu sejak awal, semua resiko yang harus kutanggung karena dengan lancangnya berani mencintaimu. Sejak dari pertama, hanya aku yang memperjuangkanmu yang tidak tahu menahu tentang rasa yang kusembunyikan dengan rapi.
Aku tak apa, bila setiap waktu harus merangkulmu yang menangis tersedu karena ulah seseorang yang telah menyakitimu. Aku tak apa, jika setiap hari harus mendengarkanmu bercerita tentang orang yang kau suka tapi bukan aku. Aku tak apa, jika harus seperti itu. Sungguh.
"Kucintaimu tak berarti bahwa ku harus memilikimu selamanya~"
Lucu ya? Hahaa.. Naif memang, tapi aku bisa apa? Jika hanya aku yang menginginkanmu dan kamu tidak pernah. Tapi andai bisa, aku ingin memberitahumu, sungguh aku ingin menjadikanmu satu-satunya bukan salah satunya.
Tapi tidak. Menjadi teman baik yang selalu mendengar, menyediakan waktu dan bahu, memberikan kenyamanan saat kamu rapuh seperti saat itu. Cukuplah bagiku. Tak apa, iya aku tak apa.
Kadang aku tidak bisa menyembunyikan kekesalan, saat namanya terdengar begitu istimewa dari bibirmu. Mungkin kamu merasa, hingga kemudian kamu diam dan beralih meredakan kekesalanku. Benar, aku tidak ahli berpura-pura tapi aku bisa berbohong kepadamu jika aku baik-baik saja. Aku tak apa.
Bodoh? Iya seperti biasa. Hahaa, tak apa.
No comments:
Post a Comment