Translate

Saturday, 12 November 2016

Hari Ayah 2016

11.12 PM. Mulai ngetik.

Masih belum terpikir apa yang harus aku tulis. Harusnya mudah bagiku untuk menulis tentang hari spesial ini. Ditambah lagi, dia seperti tokoh imajinasiku. Aku memang tidak pandai mengingat wajah seseorang, tapi aku ingat wajahnya meski samar. Iya, hanya samar-samar. Maka dari itu, aku membentuk sebuah bayangan wajah yang bisa menggambarkan tentang dia.

Di otakku dia ku jadikan sesosok orang yang keras, selalu berbeda pendapat dan pandangan denganku, dia sering marah-marah dan aku.. Selalu saja melawannya dan tidak akan pernah mengalah. Dia sering berbicara dengan nada tinggi, suka berteriak, dan aku hanya menyunggingkan senyum asimetris. Haha, tapi semua hanya dalam bayanganku saja. Karena aku tidak tahu orang seperti apa dia.

Aku hanya menjalani hidup seperti yang aku inginkan, bukan yang dia inginkan. Keinginannya? Entahlah.. Aku tidak tahu apa yang diinginkannya. Aku belum sempat menanyakan padanya. Andai pun tahu, aku juga tidak akan peduli.

Dear ayah,

Ayah, ku punya cerita. Saat ini ku tak sendiri~

Pasti ayah tahu, saat ini aku sedang menjalani hidup dengan luar biasa. Aku bukan lagi bocah seperti tahun lalu, bahkan tahun-tahun sebelum saat ini. Aku baik, do'akan saja selalu baik. Mungkin di sana, ayah sedang melihatku atau mungkin sekedar mengingatku. Tenang saja, aku sudah berubah. Aku sudah mengikhlaskan apa yang memang harus ku jalani bersama wanita hebat yang saat ini pastinya sudah terlelap.

Oh ya, ayah tahu jika saat ini aku memiliki semesta? Ya, aku memanggilnya semesta. Bersamanya, ada nyaman yang entahlah aku tidak bisa menggambarkannya. Dia membuatku selalu saja rindu, tapi jga sering kali dia membuatku cemburu. Jangan marahi dia, karena dia terlalu lembut. Aku tidak akan tega melihatnya tertunduk. Salahkan saja aku, karena telah memiliki rasa yang tidak biasa padanya.

Yah.. Sesuatu yang telah ku bangun, ku perjuangkan, ku pertahankan, akhirnya telah berakhir. Aku kalah. Aku telah gagal. Tapi sisi positifnya, aku bisa jauh lebih dekat dengan mereka. Ya.. Memang seharusnya seperti saat ini. Aku bukan lagi orang asing bagi mereka, dan mereka ku rasa seperti layaknya keluarga, bukan sebagai orang asing yang hanya tahu namanya. Mereka begitu hangat, terima kasih telah memberikan orang-orang yang menyayangiku.

Nanti, entah lebih cepat atau mungkin lebih lambat dari yang aku perkirakan. Akan ku bangun hal baru untuk menggantikan apa yang telah aku akhiri. Do'akan saja semua berjalan dengan lancar.

Btw, terima kasih telah menjadi perantara hingga aku ada di dunia ini. Tanpamu, aku tidak akan menemukan ibu hebat seperti ibuku. Walau aku tidak bisa mengingatmu dengan jelas. Aku memang tidak pernah bisa memilih tentang kelahiranku. Namun jadi manusia seperti apa aku nantinya, seutuhnya adalah pilihanku. Aku tidak akan jadi sepertimu.

Jangan lupa untuk selalu baik pada Tuhan, biar nantinya Tuhan sakan selalu baik padaku. Hahaaa

Selamat hari Ayah yah. :)

Salam hangat,

Yunika

No comments:

Post a Comment