Masih terlalu pagi untuk sebuah gerimis. Masih terlalu dini untuk menghapus hal-hal yang harusnya menjadi kenangan manis.
Menyesalkah?
"Sangat". Itu yang pasti akan menjadi jawabanmu.
***
Pagi-pagi yang terpikir adalah jatuh dengan kepala terbentur kemudian amnesia. Terlalu ekstrim. Faktanya aku takut darah, batal. Ada pemikiran lain? Tidak ada. Ya, memang tidak ada. Tidak pernah ada. Tidak akan lagi ada. Siapa? Aku.
Jika aku melakukan hal yang sama denganmu, apa bedanya aku denganmu?
Aku cuma cancer yang sering berlari pergi, menghilang kemudian kembali saat semua selesai ku atasi. Aku tidak bisa sedingin es teh, nyatanya aku selalu luluh dan menghangat. Aku tidak bisa sekeras batu hitam dan sekaku linggis. Aku cuma terlihat masa bodoh, malas, santai, dan pengecut. Maklumlah, cancer emang suka kabur-kaburan.
Ah.. Mungkin bagi dirimu hanya teman sekelas saja yang jalan pulangnya searah, keberadaan yang seperti angin...
Angin saja diakui keberadaannya. Aku?
Siapa loe? Berharga? Kenal sama loe? Cih.. Jangan ge-er. Loe cuma orang lewat. Kenal juga kagak, apalagi ingat.
Terus kemudian aku lemas. Dengan derai airmata mencoba mengingat, ternyata dia adalah orang yang aku lihat dalam mimpi semalam tadi. Pantas saja dia tidak mengenalku, karena hanya aku yang memimpikannya bukan saling. Karena aku, memang tidak pernah ada.
Sekian drama series pagi ini. Selamat subuh, Semesta. :)
SAMPAI BERTEMU DI KEADAAN YANG LEBIH BAIK DARI INI.
*tapi tidak akan menemui (lagi). Janji.
No comments:
Post a Comment