Banyak hal yang ingin ku perjuangkan salah satunya adalah kamu. Iya kamu yang saat ini menjadi orang yang spesial di hatiku. Entah sejak kapan aku mulai memperhatikanmu, mungkin sejak pertama kali aku mulai berbicara denganmu. Ada perasaan nyaman bertukar cerita denganmu, seperti telah lama mengenalmu.
Lambat laun, aku ingin menjadi orang yang kau perhatikan, ingin kau SMS setiap waktu di waktu luang, dan yang pasti aku menginginkanmu. Namun aku melupakan satu hal, dan hal itu ternyata sangatlah penting. Sebuah hal yang seharusnya ku sadari sejak perkenalan kita, namun setelah sekian waktu aku baru teringat akan hal itu.
Perjuanganku ini rasanya seperti perjuangan buta. Perjuangan yang tidak melihat apakah kau nyaman dengan yang aku perjuangkan. Apakah kau peduli dengan perjuanganku. Apakah kau mengerti yang ku perjuangkan. Benar-benar sebuah perjuangan yang tak mau mengerti apa pejuangan ini akan berarti.
Aku larut dalam usahaku untuk memperjuangkan sesuatu agar kau bisa tertarik kepadaku. Selalu kamu, kamu dan terus saja kamu. Sampai aku lupa bagaimana rasanya tidur pulas, sejak aku memutuskan untuk berjuang memilikimu. Ku tunjukkan hal terbaik yang ku miliki, ku berikan kata terindah dalam setiap kata yang terucap untukmu, ku lakukan hal terhebat yang menurutku bisa membuatmu kagum kepadaku. Namun aku salah!
Semua yang ku lakukan untukmu selama ini adalah kesalahan. Kesalahan demi kesalahan bertumpuk menjadi satu akhirnya kau semakin merasa bosan dengan kehadiranku. Kau diam dan terus saja diam untuk beberapa saat. Aku terus berpikir mencari alasan dari diammu kepadaku, namun tidak dapat ku temukan dimana letak salahku. Dari sini aku mulai merasakan rasa sakit darimu. Iya benar, sakit ini rasanya hadir karenamu.
Sakit seperti yang pernah ku rasakan beberapa waktu lalu dan mulai sembuh karena kehadiranmu, tapi ternyata kehadiranmu menimbulkan luka baru. Aku membiarkan diriku berkutat dengan peluh berpuluh-puluh jam hanya untuk menikmati beberapa menit tawa darimu. Apakah itu sepadan? Bagimu aku tidak pernah lebih dari teman saat bosan melandamu. Apa itu pantas ku dapatkan?
Aku dan kamu adalah kita. Buatku kita adalah harapan berharga yang harus aku perjuangkan, dan bahagiamu adalah alasan dari perjuanganku. Tapi bagimu, yang kau sebut "kita" tak lain dari dongeng sebelum tidur yang fiksi belaka dan tak pernah menjadi nyata. Bagimu, yang kau bilang "kita" itu seperti ramalan suku maya tentang tahun 2012 yang tak lain hanya sebuah kepalsuan.
Aku terus saja berpikir tentang apa yang telah ku berikan dan ku korbankan untukmu. Aku sakit dan semakin tersakiti saat aku ingat tentang apa yang telah kau berikan padaku, karena faktanya kau tak pernah memberi apapun untukku kecuali sebuah harapan yang tak pernah ada.
Aku dan kamu adalah kita. Buatku kita adalah harapan berharga yang harus aku perjuangkan, dan bahagiamu adalah alasan dari perjuanganku. Tapi bagimu, yang kau sebut "kita" tak lain dari dongeng sebelum tidur yang fiksi belaka dan tak pernah menjadi nyata. Bagimu, yang kau bilang "kita" itu seperti ramalan suku maya tentang tahun 2012 yang tak lain hanya sebuah kepalsuan.
Aku terus saja berpikir tentang apa yang telah ku berikan dan ku korbankan untukmu. Aku sakit dan semakin tersakiti saat aku ingat tentang apa yang telah kau berikan padaku, karena faktanya kau tak pernah memberi apapun untukku kecuali sebuah harapan yang tak pernah ada.
Saat aku melihat dan benar-benar memperhatikan sikap yang kau tunjukkan kepadaku, seperti menyadarkanku dari perjuangan butaku. Aku lupa jika aku hanya orang yang baru kau kenal. Aku lupa jika ada orang yang juga kau perjuangkan di sebelahmu. Aku lupa.. Melupakan jika kau punya hati untuk memilih. Mungkin selama ini kamu pun sama menderitanya denganku, mencoba bersikap adil namun aku tak pernah merasa keadilanmu. Mencoba selalu menjagaku, namun aku tak tau karena aku terlalu sibuk dengan perjuanganku sampai akhirnya kau diam. Dalam diammu aku tau, apa artinya aku untukmu.
Kenyataannya, kita tak lebih dari anak kecil yang sedang asyik berlarian di bawah sinar rembulan. Mungkin ini yang namanya kebetulan atau mungkin ini takdir, karena kita hanyalah dua orang yang tersakiti dan tak sengaja di pertemukan.
Dan singkatnya aku terperangkap dalam keinginanku sehingga salah mengartikan rasa nyaman dengan rasa sayang. Jika aku tidak pernah bisa mengabadikan kisah tentang kita, setidaknya aku bisa membuat sebuah cerita tentangmu jadi sedikit lebih abadi. Karena mungkin ingatan akan menghilang secara perlahan-lahan, jadi aku menulis ini untuk mengingatkanku padamu. Ini milikku namun ini buatmu.
Sekrang aku hanya ingin diam kepadamu dan menyiapkan hati untuk kau singgahi. Namun rindu perlahan-lahan tumbuh sendiri, lalu aku harus bagaimana lagi?
SAMPAI BERTEMU DI KEADAAN YANG LEBIH BAIK DARI INI
Kenyataannya, kita tak lebih dari anak kecil yang sedang asyik berlarian di bawah sinar rembulan. Mungkin ini yang namanya kebetulan atau mungkin ini takdir, karena kita hanyalah dua orang yang tersakiti dan tak sengaja di pertemukan.
Dan singkatnya aku terperangkap dalam keinginanku sehingga salah mengartikan rasa nyaman dengan rasa sayang. Jika aku tidak pernah bisa mengabadikan kisah tentang kita, setidaknya aku bisa membuat sebuah cerita tentangmu jadi sedikit lebih abadi. Karena mungkin ingatan akan menghilang secara perlahan-lahan, jadi aku menulis ini untuk mengingatkanku padamu. Ini milikku namun ini buatmu.
Sekrang aku hanya ingin diam kepadamu dan menyiapkan hati untuk kau singgahi. Namun rindu perlahan-lahan tumbuh sendiri, lalu aku harus bagaimana lagi?
SAMPAI BERTEMU DI KEADAAN YANG LEBIH BAIK DARI INI
No comments:
Post a Comment