Angin menerpaku dengan lembut,
Mendung hitam yang berjajar di langit seolah membawamu kesini
Kau kembali...
Siang ini terasa begitu romantis.
Mendung hitam yang berjajar di langit seolah membawamu kesini
Kau kembali...
Siang ini terasa begitu romantis.
Mendung yang berjajar di langit seolah merubah mood. Dan seperti biasa deretan lagu JKT48 mengalun indah menambah suasana menjadi lebih bersemangat. Air hujan mulai turun.
Tiba-tiba aku mengingatmu.
Kamu yang lucu, kamu yang menarik meski saat diam, kamu yang memberiku warna lain, kamu yang lebih dewasa dari yang terlihat, kamu yang membuatku menemukan sosok dewasaku, kamu yang membuatku tersenyum saat aku mulai menggodamu, dan kamu yang menjauh saat hatiku telah terjatuh.
Aku tahu jika hati tidak bisa di paksakan, karena itu aku diam. Mungkin orang berkata jika cinta itu butuh waktu, tapi sepertinya tidak ada waktu untukku menunjukkn rasa yang ku miliki kepadamu.
Ku lihat kau tertawa lepas dan begitu indah saat bersamanya. Tatapan matamu yang seolah tak ingin melewatkan tiap gerak yang ia lakukan. Lalu tanganmu yang sepertinya tidak ingin lepas dari genggamannya, terasa ada sesuatu yang menghambat nafasku.
Senyum tak pernah luput menghias wajahmu saat mendengarkan dia berbicara. Membuatku sakit dan aku marah. Seperti ada jutaan belati menyayat hatiku hidup-hidup. Namun aku hanya bisa menghembuskan nafas panjang saat melihatmu bersamanya.
Sesaat kau berada di sebelahku, karena dia sedang berlari menemui temannya yang berada di seberang jalan. Kau begitu riang saat berada di sampingnya, kenapa kau diam ketika di sebelahku? Ternyata kau sedang fokus melihat ke arahnya sembari tersenyum kecil.
Andai kau tau, aku hancur..
Aku mencoba menjadi hal lain yang mungkin bisa berarti. Selalu bersikap lembut saat kau mulai rapuh, menjadi orang yang lucu saat kau tak bersemangat. Aku menjadi apa yang kau butuhkan, hanya agar kau mampu menyadari keberadaanku.
Mungkin lama-lama kau menyadari maksud dari setiap perhatian yang ku berikan. Kau diam hingga berhari-hari. Saat aku menghubungimu pun kau bersikap dingin tentu saja aku merasakan hal yang tidak beres dengan dirimu. Seperti aku tidak mengenali siapa dirimu dan ku putuskan untuk tidak menghubungimu karena mungkin ada hal yang sedang mengganggu pikiranmu.
Dan ternyata yang mengganggu pikiranmu adalah aku. Aku yang membuatmu murung akhir-akhir ini. Aku yang berjanji untuk berusaha selalu membuatmu bahagia ternyata tak lebih dari pelukis air mata di beningnya mata. Orang macam apa aku ini?
" Maaf, aku tidak bisa memberikan rasa yang sama seperti yang ku berikan untuknya." Aku selalu ingat kalimat yang kau katakan padaku waktu itu. Aku hanya bisa tersenyum dan berbohong kepadamu.
" Aku kakakmu dan kau adikku, itu cukup memberimu penjelasan. Tak ada niat untukku meminta hal yang sama dengannya." Langit seakan runtuh dan menimpaku.
Sejak saat itu kau berubah, dan aku juga mengubah sikapku kepadamu. Aku yang dulu marah saat melihatmu disakitinya, tapi itu dulu. Seolah tak lagi peduli namun masih selalu mengawasi. Seperti baik-baik saja namun masih menanti.
Sekarang masih terasa rasa marah dan sakit yang sama saat melihatmu bersamanya. Namun aku tidak bisa menunjukkan marah dan sakitku, aku hanya bisa tersenyum saat di depanmu karena semua sakit seakan sirna dengan sekejap.
Dari penjual kaset sebelah terdengar lagu mengalun dengan keras, " Tik.. Tik Bunyi hujan di atas genteng.."
" Rindunya turun tidak terkira.." Ku lanjutkan lirik lagu itu dalam hati sambil tersenyum.
Marah yang sama, sakit yang sama dan rindu yang sama.
No comments:
Post a Comment