Translate

Sunday, 25 April 2021

Who Am I to Stand in Your Way?

Sebenarnya, waktu tidak mampu untuk menyembuhkan luka, ia hanya membiasakanmu dengan rasa sakitnya, sehingga sakit pun tidak lagi terasa.

Kamu tahu, kenapa sebuah hubungan bisa berjalan lama? Karena mereka memiliki satu alasan untuk bertahan. Jika mereka tidak ingin mempertahankan, mereka akan mencari seribu alasan untuk pergi. Bahkan alasan yang tak masuk akal sekalipun, akan membuat mereka saling mempertahankan, dan tidak pernah ingin untuk saling meninggalkan.

Huft...

Aku hanya bisa memutar setiap kalimat yang terucap. Seperti kaset rusak yang hanya bisa memutar kalimat-kalimat itu. Setiap kalimatnya memenuhi seluruh isi kepalaku. Hingga meyakinkanku jika memang seharusnya, sisimu bukanlah tempat untukku.

Aku bukan orang yang memiliki kepekaan, aku juga tidak bisa membaca kecemasan, aku tidak pandai mendeskripsikan ketakutan. Aku yang selalu diam tanpa pernah memiliki topik yang bagus untuk dibicarakan, tidak memiliki solusi untuk mengatasi masalah dan masih banyak lagi hal yang memang tidak bisa menjadikanku seseorang yang layak. Sebegitu tidak bergunanya aku.

Lalu apa yang membuatmu bertahan selama ini?

Menemukanmu di saat aku sedang berjuang untuk merapikan hidup, seperti memberiku sebuah keyakinan, jika suatu hari nanti aku bisa kembali ditemukan. Seperti kamu yang datang dengan tiba-tiba, mungkin seperti itu pun dia, yang akan datang di saat yang tepat, tanpa pernah bisa aku duga. Hahaha... Aku naif. Membantah banyaknya kurangku, tidak tahu malu, dan terus saja mengikutimu, dan mungkin kamu akan menjadi jenuh.

Aku mengingat sesuatu yang terus berputar di kepalaku saat itu.

"Apa yang harus aku lakukan jika seseorang yang kusayang, sudah tidak menyayangiku lagi dan memilih untuk pergi? Ia menjawab, aku harus membiarkannya pergi. Tidak peduli sebesar apapun aku menyayanginya, tidak peduli betapa aku ingin mengejarnya, dan memohonnya untuk tinggal, aku harus tetap membiarkannya pergi. Meski itu berarti aku akan tersiksa setengah mati, namun aku tetap harus membiarkannya pergi.

Kenapa?

Jika dia menyayangiku, dia akan bertahan meski tanpa aku minta sekalipun. Ia juga tidak akan peduli apapun adanya aku, jika dia menyayangiku, tidak akan ada satu hal pun yang mampu membuatnya melepaskanku. Jika dia memiliki kekuatan untuk melepasku, itu artinya dia tidak lagi menyayangiku. Saat itulah aku harus membiarkannya pergi menuju bahagianya."

Maafkan atas segala hal yang tidak indah saat aku di sampingmu.

But I need you to trust me. If you want to leave me, then do what you have to. I'd never blame you. I won't stand in your way. But remember one thing, aku menyayangimu.


Selalu.

Ujung Pertemuan

"Jika inilah yang terakhir kalinya
Kau dan aku bisa bertemu
Terima kasih untuk pernah mencoba
Menerimaku dengan segala beda
Jika inilah akhir cerita kita
Tak perlu khawatirkan aku
Bila kau bahagia
Aku pun bahagia"

Ingatanku kembali, ke saat dimana aku mulai melangkah dari panjangnya jalan yang harus kutempuh. Langit yang selalu menampakkan kecemasan, bagaimana jika hujan turun kali ini? Bagaimana jika mendung gelap menyelimutinya? Bagaimana jika dan segala bentuk ketakutan yang bersemayam.

Aku tidak punya banyak waktu untuk menyelesaikan semua, aku perlu banyak keberanian untuk memulai semua. Iya, aku perlu banyak hal untuk memusnahkan segala cemas dan kekhawatiran, bagaimana aku bisa sampai sana secara bersamaan.

Saat itu dalam benakku, bisa memiliki semuanya. Bisa melalui dengan rencana yang sempurna. Meski singkat, setidaknya aku bisa memperjuangkan. Aku serakah. Ingin memiliki kebahagiaan itu secara bersamaan. Kemudian Tuhan marah, dan mencabut kedua bahagia yang begitu kuharapkan dan telah kumasukkan dalam perencanaan.

Kemudian aku pulang. Membunuh semua rencana dan harapan. Aku menyerah, aku sudah teramat lelah meski untuk sekedar melangkah. Hanya harus hidup, hanya itu.

If I disappointed you somehow, I'm sorry.

Jaga dirimu di sana~

==========
The Rain - Ujung Pertemuan

Zodiak Cancer yang Bodoh

Kamu percaya gak sih soal zodiak? Ya setidaknya pernah membaca kemudian, "Lah ini aku banget nih!". Pernah?

Katanya, zodiak Cancer itu adalah zodiak yang sulit untuk membuka hati. Dia memiliki lapisan luar yang keras dan tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam zonanya. Tapi sialnya, zodiak ini adalah zodiak yang membutuhkan ratusan purnama untuk move on, dari seseorang yang sudah ada di dalamnya.

Ck ah, zodiak bego. Sebel aku.

Tentu saja aku menggerutu, itu seperti menjadi hal yang memang benar-benar nyata, menjadi bagian dari cerita yang kujalani. Kadang aku bertanya, kenapa aku tidak lahir di bulan Januari? Biar menjadi Aquarius yang bodo amat, atau menjadi seorang Scorpio yang jika tidak ada gunanya, mereka tidak akan larut.

Aku dan dia bertemu dalam sebuah part cerita yang berawal dari ketidaksengajaan. Aku dan dia kemudian bersama untuk beberapa waktu, namun sialnya, dia berhasil mengetuk dan masuk begitu saja ke dalam benteng pertahanan. Dan sialnya lagi, aku tidak mengusirnya untuk pergi.

Dari situ, aku tidak tahu, apakah dia akan ada hingga akhir cerita, atau hanya sebatas hadir sebagai cerita yang hampir menemukan akhir. Entah, aku tidak tahu itu.

Ada beberapa hal yang terjadi namun tidak memiliki alasan. Sebagian lainnya terjadi, dengan maksud memberi pelajaran. Ada pula yang terjadi hanya sebatas mampir, ada pula yang datang hanya sekedar hampir. Yah, namanya juga jalan cerita.

Tapi untuk aku dan dia, bersama adalah hal yang fana. Bukan sesuatu yang mesti terjadi. Karena hanya aku yang ingin, dan dia tidak. Jadi untuk apa? Kebersamaan aku, dan dia hanya sebatas khayalanku, yang tidak perlu jadi nyata. Meski rasaku untuknya, memang benar adanya.

Tuhan, aku tahu, bahagianya bukanlah aku, maka dari itu, pertemukanlah ia dengan bahagia yang sedang ia cari. Aku menarik do'aku yang telah lalu, agar dia tidak pernah menemukan bahagianya, agar ia bisa melihatku sebagai bahagia yang sedang ia nanti.

Tuhan, aku mengerti, rasa yang kuberikan tidak sama dengan rasa yang sedang ia rasakan. Maka jagalah dia, selagi aku tidak bisa berada di sisinya. Bantu dan jaga dia, hingga ia menemukan seseorang yang mampu menemani, menjaga dan memiliki keinginan yang sama dengannya.

Tuhan, di bulan April yang tinggal beberapa hari ini, kuharap dia selalu dalam keadaan baik, sebaik hatinya yang kadang sampai membuatku geleng-geleng kepala. Tolong getok kepalanya juga, saat dia mulai keras terhadap dirinya sendiri. Hangatkan dia seperti sayur kemarin, saat ia mulai menjadi seseorang yang dingin. Bukakan hatinya, saat ada orang baik yang mengetuk, dan tutup rapat saat ada yang berniat jahat.

Terbangkan segala ragu dan gelisahnya, hapus segala ketakutan dan kekhawatiran tentang dunianya di masa depan, buatlah ia percaya, jika seluruh semesta mendukungnya.

Tuhan, bahagiakan dia, aku meminta ini lagi. Engkau tahu, jika aku tidak bisa membuatnya bahagia, karena segala hal yang kulakukan hanyalah sia-sia, ada yang ia cari yang tidak ada dalam diriku. Aku dan dia, tidak lagi bisa berada dalam satu cerita yang sama, hanya itu. Bahagiakan dia bagaimana pun caranya. Aamiin

Lagu (yang terasa) Menyakitkan

"Biru, siapa orang yang paling bahagia di dunia ini?"

"Orang-orang yang tidak pernah berharap."

-Kata Tsana

====================

Tebak apa yang sedang kudengarkan. Eh jangan menebak, aku ingin memberi tahumu. Aku sedang mendengarkan lagu dari Kenshi Yonezu, emmm judulnya "ララバイさよなら". Baca saja sendiri, aku tidak mengerti huruf rumput itu. Hahaha

Aku tidak tahu artinya, bahkan beberapa hari ini aku hanya mendengarkannya tanpa berkeinginan untuk mencari tahu terjemahannya, seperti biasanya. Kenapa? Entahlah, hanya tidak ingin. Tapi lagu ini terasa menyakitkan, huft ya, lagi-lagi seperti biasanya. Menyakitkan. Maso sekali, suka menyakiti perasaan sendiri. Dasar aku.

Terkadang intuisi lebih peka terhadap sekitar. Tiap kali otak berpikir untuk tidak apa-apa, tapi perasaan berkata "sebenarnya aku itu kenapa-napa", tapi otak kembali menekan dan menegaskan jika "aku tidak apa-apa". Setiap kali berulang hal yang sama, tentu saja otak melakukan hal yang sama juga.

Kadang mempertanyakan kepada diri sendiri, "Apakah menjadi seseorang yang kenapa-napa itu adalah kesalahan? Apakah menjadi seseorang yang tidak baik-baik saja adalah hal yang buruk? Kenapa harus selalu memasang topeng untuk terlihat baik-baik saja?"

Karena tidak ada yang peduli, kemudian terluka saat ekspetasi tidak sama dengan yang didapatkan. Mmpz! 

Sial. Benar. Memperlihatkan kenapa-napa, tidak baik-baik saja adalah kelemahan. Berharap orang lain peduli terhadap diri sendiri, sedangkan diri sendiri yang melukai, karena telah berharap pada yang tidak pasti. Hiya hiya hiya.

Jadi?

Hemm... Aku juga tidak tahu pasti harus seperti apa dan bagaimana, kurasa rasa sakit akan selalu mengajarkan sesuatu hal. Baik buruknya akan kembali. Memilih tidak peduli dan terus bersikap baik-baik saja juga termasuk pilihan. Bahkan, ketika tidak melakukan sesuatu, itu pun termasuk dalam pilihan.

Tak apa, akan selalu ada tempat untuk menjadi dirimu yang lemah dan tidak baik-baik saja. Akan selalu ada seseorang yang bersedia menampung ketidakberdayaanmu. Tak apa jika terus terlihat baik-baik saja, selalu ada tempat di mana kamu bisa menjadi selemah-lemahnya kamu.

Tak apa, mari berharap. Karena kita tidak pernah tahu, harapan mana yang akan dikabulkan menjadi kebahagiaan. Tersakiti karena sikap orang lain tidak peduli itu wajar, karena memang seseorang tidak bisa berarti untuk banyak orang. Sedih itu manusiawi.

Terluka juga harus tahu waktu, kan?

Tak apa. Baik-baik ya di sana.

(ララバイさよなら Rarabaisayonara (Lullaby Sayonara) - Kenshi Yonezu)

https://open.spotify.com/track/17FiH2U0M88J7zWJHSZhKW?si=HFjpXW-aRZOhhwjEWjurpg&utm_source=copy-link

Kenangan

Tebak, lagu apa yang kudengar saat aku menulis ini? Bukan lagu sedih. Lagu ini membuat mood-ku menjadi lebih baik, seakan yakin akan suatu hal, dan akan membuktikan ke seseorang. Kek, tenang saja aku pasti akan datang, tapi di saat bersamaan juga ada rasa sedih. Semacam itu lah. Hwahahaa..
Baiklah, nanti akan aku cari terjemahannya. Tebak saja dulu, sambil kucari artinya.

Hari ke-14 bulan Juni. Mari mengingat, ada hal baik apa yang ada hari ini beberapa tahun terakhir ini. Hemmm... Aku tidak bisa spesifik mengingat tanggalnya. 100 tangkai mawar segar, ditaruh toples, beberapa kali harus berhenti membeli minuman dingin untuk mengganti air di toples. Karena cuaca saat itu sangat panas dan menyengat. Hahaha, bahkan mawar itu ku ambil dari Batu - Malang di kebun Tante. Benar-benar gila.

Kenapa bisa segila itu?

Bila ditarik mundur ke belakang, banyak hal yang kadang membuatku geleng-geleng kepala saat ini. Betapa tidak, banyak hal bodoh dan nekad, bisa kulakukan semua "demi". Aku juga pernah pergi ke suatu tempat sendiri, melewati ratusan kilometer, belasan jam di dalam kereta, naik motor berjam-jam menembus terik siang, hujan deras, bahkan malam. Ya tentu saja "demi".

Saking banyaknya hal bodoh yang kulakukan, sekarang aku tersenyum dan bertanya-tanya, kenapa bisa sampai seperti itu? Aku yang sekarang pun mempertanyakannya. Terbuat dari apa sebenarnya tekadku? Semestinya aku seberani dulu.

Meski tidak semua happy ending, meski ada hal-hal yang bahkan sempat membuatku menyesal karena telah melakukan hal-hal gila. Tapi sekarang aku bersyukur, karena aku pernah melakukan kegilaan itu. Andai saat itu seperti aku yang sekarang, ada banyak hal yang tidak bisa kulakukan saat itu, tapi bisa dengan mudah kulakukan saat ini. Lucu.

Ya, memang semesta kadang selucu itu. Membiarkan aku begitu kesulitan, kemudian membiarkanku menertawakan diriku sendiri karena melakukan hal bodoh pada saat itu. Mungkin jika saat itu aku tidak memiliki keberanian dan kenekadan, pasti saat ini juga, aku tidak bisa mentertawakan diriku.

Terima kasih untuk semua orang yang telah hadir untuk mengisi album kenangan. Jika suatu hari keadaan tidak lagi sama, aku akan tetap menjadi seseorang yang kalian kenal. Kita mungkin akan berubah, tapi satu-satunya yang tidak bisa berubah dari kita adalah kenangan.

이거 하나만 약속해 변치 않기를 바랄게
그때도 지금처럼 날 향해 웃어줘
시간이 흘러서 어른이 될 수만 있다면
엇갈림 그 속에서 손을 잡아줄게

*Anjaayyy aku hanya copas lirik lagu Korea.

Sudah tahu belum lagu apa?

Jawabannya, Rough - GFriend. Semangat.

Mengerti dan Memberi Pengertian

Kita sering menjumlahkan segala hal yang bisa dihitung. Pertanyaannya, apakah semua bisa dijumlahkan?

Kau pasti menjawab dengan gamblang, tidak. Ya, kan? Kata tidak yang akan kamu berikan ketika pertanyaan itu dilontarkan. Tapi, apakah kamu pernah sadar? Jika kau selalu menghitung kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin dengan tidak sengaja aku perbuat. Sedangkan setiap kesalahanmu, kebohonganmu, dengan segala bentuk kekecewaan yang kamu lakukan, dengan mudah aku lupakan.

Aku lelah jika harus menjadi dewasa yang harus mengerti dan memaklumi semua hal yang tidak baik. Aku lelah jika aku harus yang mengalah dan wajib mengerti, sedangkan kamu tidak pernah mau tahu.

Katamu, kamu hanyalah manusia biasa, lalu aku apa? Bukan manusia? Atau aku hanya tumpukan batu di matamu? Yang hanya boleh diam tanpa perlawanan.

Aku lelah menjadi aku.

Serindu Itukah, Kamu?

Toko oleh-oleh dengan berbagai macam jajanan. Banyak hal yang aku suka di sana. Keripik, kacang, dan berbagai hal manis, termasuk kamu. Di pojok ruangan yang penuh dengan makanan manis, kamu menghampiri. Lucu memang kalau diingat. Raut wajahmu berubah ketus saat melihat, ternyata aku yang datang sebagai salah satu dari sekian banyak pembeli yang datang.

Apakah aku langsung bete? Tentu tidak. Aku hanya bocah nakal yang suka iseng. Tersenyum nakal, karena berhasil membuatmu mengikutiku berkeliling toko untuk mencari makanan yang aku mau. Kamu terlihat mulai sebal dengan ulahku, tapi lagi-lagi tidak ada yang bisa kamu lakukan. "Tersenyumlah dengan ramah." Ucapku. Lucunya, kamu memaksa menarik kedua sudut bibirmu berlawanan.

Aku menunjuk berbagai macam jajanan, dan berhenti di depan etalase tempat roti coklat. Aku ingin mengambil beberapa potong untuk dibeli. "Jangan yang itu, kamu tidak akan suka. Didalamnya ada selai kacang, bukan lelehan coklat". Aku tersenyum mendengar hal itu. Kembali aku berhenti untuk mengambil sepotong kue, "Tidak. Kue yang itu berisi fla vanila. Ambil yang sebelahnya saja, itu keju". Tambahnya.

Dia tidak lupa, bahkan sekedar rasa kue yang tidak aku sukai pun dia masih mengingatnya dengan baik. Seperti ada banyak kupu-kupu yang kemudian terbang dengan hangat ke hati.

Ada sepotong kue yang ingin langsung kumakan si tempat. "Maaf mbak, tidak boleh memakan kuenya di sini". Ucap salah satu pelayan lainnya.

"Makan aja sambil jalan". Celetuknya.

Aku hanya bisa terus tersenyum melihat wajah judes yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat bertemu dengan makhluk menyebalkan ini. Aku pun tidak bisa menyembunyikan, betapa bahagianya aku saat menemuimu. Meski hanya dalam mimpi.

Kenapa tiba-tiba muncul setelah sekian lama? Serindu itukah, kamu kepadaku?