Katanya, zodiak Cancer itu adalah zodiak yang sulit untuk membuka hati. Dia memiliki lapisan luar yang keras dan tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam zonanya. Tapi sialnya, zodiak ini adalah zodiak yang membutuhkan ratusan purnama untuk move on, dari seseorang yang sudah ada di dalamnya.
Ck ah, zodiak bego. Sebel aku.
Tentu saja aku menggerutu, itu seperti menjadi hal yang memang benar-benar nyata, menjadi bagian dari cerita yang kujalani. Kadang aku bertanya, kenapa aku tidak lahir di bulan Januari? Biar menjadi Aquarius yang bodo amat, atau menjadi seorang Scorpio yang jika tidak ada gunanya, mereka tidak akan larut.
Aku dan dia bertemu dalam sebuah part cerita yang berawal dari ketidaksengajaan. Aku dan dia kemudian bersama untuk beberapa waktu, namun sialnya, dia berhasil mengetuk dan masuk begitu saja ke dalam benteng pertahanan. Dan sialnya lagi, aku tidak mengusirnya untuk pergi.
Dari situ, aku tidak tahu, apakah dia akan ada hingga akhir cerita, atau hanya sebatas hadir sebagai cerita yang hampir menemukan akhir. Entah, aku tidak tahu itu.
Ada beberapa hal yang terjadi namun tidak memiliki alasan. Sebagian lainnya terjadi, dengan maksud memberi pelajaran. Ada pula yang terjadi hanya sebatas mampir, ada pula yang datang hanya sekedar hampir. Yah, namanya juga jalan cerita.
Tapi untuk aku dan dia, bersama adalah hal yang fana. Bukan sesuatu yang mesti terjadi. Karena hanya aku yang ingin, dan dia tidak. Jadi untuk apa? Kebersamaan aku, dan dia hanya sebatas khayalanku, yang tidak perlu jadi nyata. Meski rasaku untuknya, memang benar adanya.
Tuhan, aku tahu, bahagianya bukanlah aku, maka dari itu, pertemukanlah ia dengan bahagia yang sedang ia cari. Aku menarik do'aku yang telah lalu, agar dia tidak pernah menemukan bahagianya, agar ia bisa melihatku sebagai bahagia yang sedang ia nanti.
Tuhan, aku mengerti, rasa yang kuberikan tidak sama dengan rasa yang sedang ia rasakan. Maka jagalah dia, selagi aku tidak bisa berada di sisinya. Bantu dan jaga dia, hingga ia menemukan seseorang yang mampu menemani, menjaga dan memiliki keinginan yang sama dengannya.
Tuhan, di bulan April yang tinggal beberapa hari ini, kuharap dia selalu dalam keadaan baik, sebaik hatinya yang kadang sampai membuatku geleng-geleng kepala. Tolong getok kepalanya juga, saat dia mulai keras terhadap dirinya sendiri. Hangatkan dia seperti sayur kemarin, saat ia mulai menjadi seseorang yang dingin. Bukakan hatinya, saat ada orang baik yang mengetuk, dan tutup rapat saat ada yang berniat jahat.
Terbangkan segala ragu dan gelisahnya, hapus segala ketakutan dan kekhawatiran tentang dunianya di masa depan, buatlah ia percaya, jika seluruh semesta mendukungnya.
Tuhan, bahagiakan dia, aku meminta ini lagi. Engkau tahu, jika aku tidak bisa membuatnya bahagia, karena segala hal yang kulakukan hanyalah sia-sia, ada yang ia cari yang tidak ada dalam diriku. Aku dan dia, tidak lagi bisa berada dalam satu cerita yang sama, hanya itu. Bahagiakan dia bagaimana pun caranya. Aamiin
No comments:
Post a Comment