Translate

Saturday, 31 December 2016

2k17

Good bye 2016

Welcome 2k17, be nice please.

Yaps, tahun 2016 akan jadi tahun penuh kenangan. Perjalanan hidup yang seperti rollercoasters. Bahagia hingga tangis haru, keberhasilan hingga kegagalan, semua hal yang tak terduga, beberapa hal yang masih perlu usaha dan kesabaran ekstra, serta hal-hal yang belum tercapai dan tidak berakhir dengan indah di tahun 2016.

Ya.. Tahun 2016 aku menemukan Semesta. Dia yang mampu membuat hati jadi naik turun. Sebentar bahagia, sebentar rindu, sebentar cinta, sebentar cemburu.

Dia itu seperti harapan. Saat dunia enggan, dia memberikan kenyamanan. Dia itu energi positif pembangkit semangat, moodboster, +1 life. Yha, dia istimewa.

2016.
Kegagalan. Harapan yang sempat pupus. Tangis kesakitan. Teriakan tanpa suara. Dan semua hal yang menyakitkan. Hanya tinggal kenangan.

2017.
Resolusi besar. Perjalanan panjang. Pelabuhan. Meneruskan yang sempat tertunda. Memulai hal baru yang telah berakhir di tahun lalu. Melanjutkan yang belum selesai. Dan masih mencintainya.

Semoga di mudahkan. Aamiin

Happy new year everybody! Wish us luck. Fight!

Thursday, 29 December 2016

Kepada Semestaku



Bagaimana kabarmu hari ini? Kamu pasti sedang bekerja lebih keras dari biasanya, karena hari ini adalah bagian dari akhir tahun. Apa kamu sudah sampai rumah malam ini?
Mungkin kamu akan menemukan tulisan ini besok malam, atau mungkin esok hari. Lusa, minggu depan, tahun depan, bulan depan di tahun baru atau mungkin tidak sama sekali.
160 menit. 200 menit. Rasanya tidak pernah cukup untuk menuntaskan rindu yang telah bertamu dan berdiam sejak beberapa bulan lalu. Kamu pasti tahu, jika aku tidak pernah ingat bagaimana awal mula kita bisa dekat. Yang pasti, waktulah yang membawa kita lebih dari sekedar obrolan-obrolan hangat para sahabat.
Banyak pertanyaan yang kamu lontarkan dan ku jawab dengan senyum dan canda renyah. Aku bukannya tidak mengerti betapa risaunya dirimu. Kau memikirkan banyak hal dalam sekali waktu, aku hanya ingin menenangkanmu. Semua akan baik-baik saja. Percayalah.
Kau selalu bertanya, “Kenapa kamu tidak menemukanku ketika usiaku masih belasan atau setidaknya ketika aku masih berusia 20 tahun? Kenapa kamu tidak datang pada saat itu? Aku seperti sudah tidak punya banyak waktu.”
Percayalah, aku memikirkan hal yang sama seperti apa yang berputar-putar di kepalamu. Bahkan mungkin ketakutanku melebihi apa yang sedang kamu khawatirkan sekarang.
Mungkin aku tidak akan sempat menyampaikan semua yang ku miliki saat ini untukmu, karena jarak dan waktu tak pernah bisa berkompromi banyak denganku. Aku selalu berharap pada sang waktu untuk berjalan lebih lambat, agar semua yang ada di sini bisa lebih lama ku rasakan. Aku sempat berpikir untuk menghentikan waktu, berharap waktu berhenti saat kamu mulai tahu jika hatiku telah jatuh kepadamu dan ketika aku merasa jika akhirnya kita punya rasa yang sama. Beberapa kali juga aku ingin memutar kembali sang waktu, untuk  mempercepat pertemuan kita. Namun, dari mana aku mendapatkan kekuatan seperti itu? Tapi jika itu semua terjadi, apakah cerita kita selanjutnya akan berubah dan menuju akhir yang berbeda?
Mungkin nanti akan ada hari dimana kamu bisa mengerti tentang semua yang pernah kita alami benar-benar ada dan telah terjadi. Kau boleh memarahiku, menangisiku, bahkan memukulku dengan sekuat yang kamu mampu, tapi jangan melupakanku. Kau boleh membenciku, menyesali perasaan yang tumbuh di hatimu karenaku. Jika aku adalah sebuah kesalahan, izinkan aku menjadi kesalahan indah dalam perjalanan rasa yang rumit. Maafkan aku, salahkan saja aku. Tapi biarkan aku tetap jadi penghuni lorong gelap di sudut hatimu, diam-diam mengawasimu dari tempatku, hingga nantinya kamu lupa dan tidak mengenaliku.
Maafkan jika aku tidak bisa selalu dekat. Maafkan aku jika tidak punya banyak waktu untuk menciptakan kenangan-kenangan bersamamu. Jika banyak rencana kita yang tak bisa ku hadirkan, simpanlah sebagai mimpi dalam angan saat kamu terjaga. Jika nanti kamu merindukanku, temui aku di antara kenangan yang berserakan di lantai hatimu.
Aku mencintaimu, Semestaku!

Friday, 16 December 2016

Harus Bagaimana?

Harus bagaimana,
Jika dia tidak ingin memiliki sebuah rasa ingin memiliki?

Sering kali terpikir apa yang harus aku lakukan untuk mempertahankannya di tengah jarak yang memang terbentang jauh dari awal.

Selalu ada untuknya, membantunya saat ia membutuhkan, menemaninya jika ia mulai merasa sendiri, menghiburnya saat sepi menyelimuti, dan masih banyak lagi yang bisa di lakuin jika dekat.

Sayangnya, dunia berkata berbeda. Aku di sini dan kau disana~
*kemudian nyanyi

Hahaa, tidak.. tidak akan nyanyi. Hanya saja, jika dekat pasti semua akan berbeda.

Sering kali merasa takut. Takut kehilangan, itu sudah pasti. Ia tergoda dengan raga yang senantiasa ada, dan hati yang senantiasa bisa mengisi kesendiriannya, itu juga termasuk. Tapi, aku lebih takut jika keberadaanku di sini tidak bisa membahagiakan dia di sana.

Bagaimana bisa membahagiakannya, jika raga saja tidak pernah bisa menemaninya?

Aahhh... Lalu harus bagaimana?

Mengikhlaskannya?
Tidak akan. Siapa yang rela hatinya diambil orang? --"
Dibagi saja tidak rela, apa lagi diambil seluruhnya. Huft.

Tapi, bagaimana jika memang itu bisa membahagiakannya?

Dari situ, tidak akan pernah ada titik temu.
Di satu sisi, kamu ingin membahagiakannya dan ingin melihatnya bahagia meski bukan kamu yang menjadi sumbernya. Di sisi lain, kamu tidak ingin dia bersama orang lain selain kamu.

Bagaimana denganku? :)

Semesta bilang aku ini bocah. Dia lebih santai menyikapi jarak dan rasa. Tidak semua harus di ucapkan, tidak semua harus dijawab dengan jawaban yang pas. Rasakan saja, jika tidak ada orang yang membuatnya nyaman selain aku.
*kulangsungmeleleh :')

Jika aku bilang kangen, dia bakal jawab "iya tau". Kalau aku bilang sayang, dia juga jawab "iya tau". Kalau aku bilang jawab, dia bilang "gak mau". >,<
*narikin bajunya sambil wajah memelas.

Percuma. Hahaa.. Semestaku itu beda dari galaksi-galaksi lain. Ya, menyayangi Leo itu harus kuat. Meski Cancer punya hati yang apalah-apalah, lebih lemah, perasa, dan terlalu sensitif. Tapi si Cancer bakal setia. #eeaaakkk ^_^

Dear Semesta,

Harus bagaimana jika ternyata dirimu memenuhi setiap ruang dalam hati dan pikiranku?

Wednesday, 14 December 2016

Sambil Menunggu Semesta (Pulang)

Malam ke-2 dari 14 hari. Kemudian nyanyi,

Empat belas hari ku menanti dirimu,
Untuk menanyakan di manakah dirimu?
Empat belas hari ku datangi rumahmu,
Agar engkau tau tertatih ku menunggumu.

Aku kangen sama kamu~

Cut cut cut, kongan kangen ketemu kagak. --"

**********

Ceritanya lagi nunggu Semesta pulang, ya meskipun dia pulang ke rumahnya sendiri. Tapi alangkah lebih tenang kalau aku tau dia sudah sampai rumah.

Sedikit pikiran ngelantur,

Melihat usaha yang mulai dibangun teman-temanku, ada juga yang sudah berjalan dengan baik, ada juga yang semakin merajalela. Bangga, kenal dengan orang-orang yang santai, kreatif, dari berbagai bidang yang tidak pernah pelit membagi pengalaman dan pengetahuannya.

Ada abang-abang yang ku panggil om pernah bilang, "Dunia yang sedang kamu masuki, bukan lagi tempat bermain. Di sini dunia yang sangat keras, penuh persaingan. Sudah tidak ada jalan untuk berhenti. Sekali berhenti, tidak akan bisa kembali. Dan kamu harus mulai mencari dunia baru lagi dari awal.
Kekuatan yang kamu butuhkan keberanian dan koneksi. Berani mencoba, berani maju, berani nekad. Koneksi untuk membantumu berjalan dan memecahkan masalah."

Dengan penuh percaya diri, aku mulai. Awalnya tidak baik, namun semakin hari berjalan dengan lancar.

Untuk mendapatkan sesuatu, kamu harus mengorbankan sesuatu bahkan waktu. :) yha, aku kehilangan banyak waktu. Begitu maniak dengan hasil usaha.

Beberapa tahun berselang, begitu banyak masalah dan keterbatasan yang harus ku hadapi sendiri.

Sampai akhirnya dia kembali berkata, "kamu masih terlalu muda dan kamu cewek, langkahmu pasti sangat terbatas. Nikmati waktumu, jangan habiskan hanya untuk obsesimu. Pergilah bermain seperti yang seharusnya."

Aku menyerah, aku telah kalah dengan keadaan.

Aku kembali mendapatkan waktu istirahat, waktu bermain, dan waktu-waktu penuh ketenangan tanpa perlu mencemaskan apapun.

*****

Semesta belum sampai rumah, dan aku sudah tidak tahan.

Night  semesta. Kalau kamu mau masuk ke mimpiku, kuncinya aku taruh dibawah keset. :)

Thursday, 8 December 2016

Mengenal "SEMESTA"ku

Semesta itu apa? Siapa?
Kok ada ya nama Semesta?
Kenapa harus Semesta?

***

Aku hanya setitik bintang kecil, dan dia adalah semesta yang ku rindukan. Karena itu, aku memanggilnya semesta.

Dia hanya orang biasa, yang ku kenal dengan cara yang biasa, hingga ada rasa yang tak biasa. Mungkin jika kamu bertemu dengannya, dia hanya seorang yang biasa. Tapi, dia yang menjadikan hariku menjadi luar biasa.

Rindu, marah, cemburu, gesrek, bahagia, dan rasa-rasa yang membuat hariku menjadi lebih berwarna, ya karena ada Semesta. Aku tidak bisa mendefinisikan tentang Semesta dengan banyak kata, karena dia itu punya sifat yang tidak peka. Pelajaran yang bisa ku ambil selama bersama Semesta, jangan membuat kode-kode, karena gak akan mempan, gak akan ngaruh. Hahaha

Tapi Semesta itu polos dan jujur banget. Kemarin-kemarin dia jalan sama *bla bla bla (bukan nama sebenarnya). Sebelum mulai cerita dia selalu bilang, "Jangan cemburu ya!". Ya, oke, baiklah. Awal sih cuma ketawa ngakak sambil kepo-kepo, lama-lama hati pengen meraung juga yak. Hahaha.. Tapi dengan tenang dia bilang, "Tenang aja, nyamanku ada sama kamu. Jadi. dia biasa aja."

Ku bahagia.

Kenapa harus semesta?

Karena dia itu seperti dunia baru yang ingin ku tempati. Bukan hanya sekedar singgah, namun aku ingin menetap di sana. Meskipun hanya ada sebuah ruangan kecil, tapi itu milikku yang (semoga) tidak akan tergusur dari hatinya. Dan tidak akan ada Semesta jika bukan dia.

Dear Semesta,

Terima kasih telah bersedia menjadi bagian dari kisah cinta yang rumit ini.

Monday, 5 December 2016

Dengan Cara yang Tak Terpikirkan

Cinta ini sudah terlanjur,
Ku miliki dari dirimu.
Biarkan cintaku bersamamu,
Meski ragaku tak bisa bersamamu.

*senyum dulu

Banyak hal yang bisa di lakukan ketika dekat. Tapi apakah tidak mungkin, melakukan sesuatu dengan raga yang saling berjauhan?
Entahlah.. Semua orang punya cara masing-masing untuk membahagiakan. Karena segalanya akan menjadi kemungkinan-kemungkinan yang logika pun tak akan dapat mencerna.

Keajaiban cinta.

Keajaiban datang pada orang yang percaya. Apa kamu percaya?

Segala ketidak mungkinan yang selalu aku semogakan dan ku perjuangkan, ditambah sedikit mantra untuk menciptakan sebuah keajaiban. :)

Bagaimana caranya mencintai dengan raga yang saling berjauhan?

Ya, dengan cara-cara yang tidak pernah dipikirkan seseorang yang raganya dekat.

Apa?

Ya seperti saat ini. Tidak perlu ku jawab bagaimana, bukankah kamu sudah merasakannya?
Jika ini tak cukup membuatmu mengerti, akan ku tunjukkan agar kamu paham sedikit demi sedikit. Sekiranya kamu tak kunjung tau, akan ku tunggu sampai kamu benar-benar dengan benar mengerti jika apa yang ku punya memang benar untukmu.

Kehadiran dirimu berikan suasana baru,
Kau mampu tenangkan aku di saat risau dalam hatiku ~

*ah nyanyi mulu, wkkkk

Dengan cara yang tak terpikirkan.
Sedangkan isi otakku hanya kamu, bagaimana aku memikirkan cara yang tak terpikirkan oleh orang lain? Hahaa.. Tapi, akan selalu ada jalan saat kita mau berjalan.

Hadapi, nikmati, dan perjuangkan.

Ah, bahasanya terlalu kaku. Mari kita sederhanakan. Sesederhana rasa yang tak biasa ini. :)

Monday, 14 November 2016

Definisi Bahagia (suka-suka)


Apa yang kamu ketahui tentang bahagia?
Tertawa? Perasaan yang meluap-luap? Atau mungkin perasaan yang meletup-letup seperti popcorn? Atau kah ada perasaan lain?

Namun intinya, semua orang bebas mendeskripsikan bahagianya. Mereka bebas mengatakan apapun tentang kebahagiaan yang sedang mereka rasakan, apa yang membuat mereka bahagia, bebas.
Ada orang yang terlalu rumit mencari kebahagiaan. Namun tidak sedikit orang yang bahagianya begitu sederhana. Mungkin aku dan teman-temanku salah satu yang menyederhanakan sebuah kebahagiaan. Kami tidak ingin mempersulit hidup yang memang sudah begitu rumit. Bahkan saking rumitnya, kami menyebut ini adalah kerumitan yang komplit pake cabe dan telor.

Jika ada yang bertanya, apa yang bisa membuatmu bahagia?
Duduk bersama teman, bercerita apa saja, ngopi, makan bareng, apapun asal bersama teman-teman.

Apakah kamu pernah tahu, jika ternyata uang mampu membeli kebahagiaan?
Bohong jika mereka bilang, uang tidak pernah bisa membeli kebahagiaan. Tahu kenapa? Karena aku dan tiga temanku, begitu menyukai……. JKT48 (baca: jeketi for-ti-eg). Di dunia jeketi, tidak ada yang namanya gratis. Apa-apa selalu memakai uang, you know lah. Dan nyatanya, kami begitu bahagia saat berada di dunia per-jeketian, yang berarti kami harus mengeluarkan lembaran-lembaran rupiah dari dompet kami. Ya.. Kami sudah membeli kebahagiaan. Kalian juga kan? Hahaa, dasar wota.

Orang yang kekeh bilang uang tidak bisa membeli kebahagiaan, mereka hanya tidak bisa mempergunakan uangnya untuk membahagiakannya.

Ada bahagia yang lebih sederhana lagi. Semesta. Aku suka suaranya, aku suka saat dia mulai berbicara. Jika nanti jarak kami hanya tinggal sejengkal, aku ingin melihatnya ketika gesture wajahnya mulai flat layaknya tv layar datar, memperhatikan sudut bibirnya yang membentuk lengkung yang sempurna saat ia tersenyum. Sorot matanya, hembusan nafasnya yang berat.

Entah kenapa aku suka saat ia terlihat mulai cemburu. Iya, cemburu. Seperti merasa berharga untuknya, yah.. walau mungkin hanya perasaanku saja. Haha. Hei semesta, yang kamu sayangi ini zodiac cancer lho.
Intinya, bahagia itu bisa berarti apa saja. Ketika dia menyapa, saat dia bertanya, saat tanpa sengaja berada di tempat yang sama, apapun itu. Yang pasti, jangan pernah mengambil kebahagiaan orang lain untuk dijadikan kebahagiaanmu. Karena rasanya akan hambar. Tak seperti kebahagiaan yang sebelumnya kamu lihat.

Ingat, kadar dan cara seseorang berbahagia itu beda-beda.

Dear Semesta,
Jika nanti malaikat bertanya apa yang bisa membuatku bahagia di dunia, salah satunya adalah senyummu. :)

Saturday, 12 November 2016

Hari Ayah 2016

11.12 PM. Mulai ngetik.

Masih belum terpikir apa yang harus aku tulis. Harusnya mudah bagiku untuk menulis tentang hari spesial ini. Ditambah lagi, dia seperti tokoh imajinasiku. Aku memang tidak pandai mengingat wajah seseorang, tapi aku ingat wajahnya meski samar. Iya, hanya samar-samar. Maka dari itu, aku membentuk sebuah bayangan wajah yang bisa menggambarkan tentang dia.

Di otakku dia ku jadikan sesosok orang yang keras, selalu berbeda pendapat dan pandangan denganku, dia sering marah-marah dan aku.. Selalu saja melawannya dan tidak akan pernah mengalah. Dia sering berbicara dengan nada tinggi, suka berteriak, dan aku hanya menyunggingkan senyum asimetris. Haha, tapi semua hanya dalam bayanganku saja. Karena aku tidak tahu orang seperti apa dia.

Aku hanya menjalani hidup seperti yang aku inginkan, bukan yang dia inginkan. Keinginannya? Entahlah.. Aku tidak tahu apa yang diinginkannya. Aku belum sempat menanyakan padanya. Andai pun tahu, aku juga tidak akan peduli.

Dear ayah,

Ayah, ku punya cerita. Saat ini ku tak sendiri~

Pasti ayah tahu, saat ini aku sedang menjalani hidup dengan luar biasa. Aku bukan lagi bocah seperti tahun lalu, bahkan tahun-tahun sebelum saat ini. Aku baik, do'akan saja selalu baik. Mungkin di sana, ayah sedang melihatku atau mungkin sekedar mengingatku. Tenang saja, aku sudah berubah. Aku sudah mengikhlaskan apa yang memang harus ku jalani bersama wanita hebat yang saat ini pastinya sudah terlelap.

Oh ya, ayah tahu jika saat ini aku memiliki semesta? Ya, aku memanggilnya semesta. Bersamanya, ada nyaman yang entahlah aku tidak bisa menggambarkannya. Dia membuatku selalu saja rindu, tapi jga sering kali dia membuatku cemburu. Jangan marahi dia, karena dia terlalu lembut. Aku tidak akan tega melihatnya tertunduk. Salahkan saja aku, karena telah memiliki rasa yang tidak biasa padanya.

Yah.. Sesuatu yang telah ku bangun, ku perjuangkan, ku pertahankan, akhirnya telah berakhir. Aku kalah. Aku telah gagal. Tapi sisi positifnya, aku bisa jauh lebih dekat dengan mereka. Ya.. Memang seharusnya seperti saat ini. Aku bukan lagi orang asing bagi mereka, dan mereka ku rasa seperti layaknya keluarga, bukan sebagai orang asing yang hanya tahu namanya. Mereka begitu hangat, terima kasih telah memberikan orang-orang yang menyayangiku.

Nanti, entah lebih cepat atau mungkin lebih lambat dari yang aku perkirakan. Akan ku bangun hal baru untuk menggantikan apa yang telah aku akhiri. Do'akan saja semua berjalan dengan lancar.

Btw, terima kasih telah menjadi perantara hingga aku ada di dunia ini. Tanpamu, aku tidak akan menemukan ibu hebat seperti ibuku. Walau aku tidak bisa mengingatmu dengan jelas. Aku memang tidak pernah bisa memilih tentang kelahiranku. Namun jadi manusia seperti apa aku nantinya, seutuhnya adalah pilihanku. Aku tidak akan jadi sepertimu.

Jangan lupa untuk selalu baik pada Tuhan, biar nantinya Tuhan sakan selalu baik padaku. Hahaaa

Selamat hari Ayah yah. :)

Salam hangat,

Yunika

Wednesday, 2 November 2016

November dan Hujan

Wake me up when october ends~

November dan hujan. Seperti mengulang kembali cerita yang telah usai.

Hari kedua di bulan ini, hujan kedua setelah semalam reda.
Apa yang sedang ada di pikiranmu saat ini? Aku kah? Dia kah? Atau mungkin perkiraanku salah. Kerja, dead line, dan semua file-file yang harus kamu selesaikan dengan segera. Ya, mungkin itu.

80 menit 41 detik.

Apa yang paling membahagiakan selain bisa mendengar suaranya (lagi), setelah puluhan hari ia serasa menghilang dari duniaku? Tidak ada.

Suaranya, aku menemukan bahagia yang berbeda dari biasanya dan suatu hal yang berwarna. Tawanya, gaya bahasanya, dan semua pertanyaan-pertanyaan yang harus ku jawab dan menjelaskannya. Kalimat yang tak terduga, atau sekedar obrolan yang mampu memangkas waktu dan mencairkan kebekuan hariku.

Ibarat malam yang telah mengambil alih siang, dan menyelimuti dunia dalam pekatnya. Namun kehangatan dan bahagia yang ku kecap, masih tetap tinggal dan terasa.

Senyata rasa pahit dan sakit yang selalu ada, seabstrak itu pula kehadiran sebuah rasa. Ia media, ia rasa, ia ada. Hadirnya begitu melegakan, menandai waktu dan mengisi sebuah kekosongan. Mengisi dengan hal-hal yang tak teraba, hanya bisa dirasa.

Aaahhh S-emesta, sepagi ini aku sudah merindukanmu. Melihat hujan di luar sana aku iri, ia bisa menyampaikan rindunya pada bumi. Aku? Aaahhh...

Sunday, 23 October 2016

Rindu



Rindu itu apa?
Rindu itu ketika hal yang biasa ada, tiba-tiba hilang begitu saja. Kosong. Seperti tidak tahu harus melakukan apa dan harus bagaimana. Di jaman yang serba modern ini, seharusnya rindu itu tidak ada. Telpon, chat line, mention twitter, inbox, PM, komentar di facebook, BBM, whatsapp, dan semua aplikasi yang ada di ponselmu seharusnya bisa mengirimkan rasa yang tak biasa itu kepadanya.
Tapi nyatanya, apa yang kamu lakukan? Diam saja. Memperhatikan statusnya di BBM, kicauannya di twitter, tanpa melakukan apapun untuk memberi tahunya. Sekali lagi, rindu menjadi hal yang begitu rumit.
Rindu. Lima huruf. Bukankah begitu mudah mengetik lima huruf itu, kemudian merangkainya dalam satu kata? Kamu hanya perlu waktu sekitar 2 detik untuk mengetiknya. Sepersekian detik untuk menyentuh icon send yang berada tepat di sebelahnya. Ck ah, rindu memang tidak sesederhana itu.
Kapan rindu itu bertamu?
Tidak tentu. Rindu tidak pernah tau waktu kapan ia datang. Saat kau sadar, ia tiba-tiba sudah memenuhi dadamu. Curang bukan? Aku rasa juga begitu. Ia selalu menghimpit rongga paru-paruku, memaksaku menghirup udara lebih banyak dan menghembuskannya dengan berat.
Sakit? Iya. Rindu itu ibarat badai, menciptakan gemuruh di dada. Terkadang, ia bisa menciptakan musim hujan di mata. Tapi badai pasti berlalu, begitu juga rindu.
Hei Semesta, selamat siang. Tanpa tau dari mana ini berawal, dan entah kapan ini akan berakhir. Yang pasti, rindu ini masih milikmu. :)


Thursday, 20 October 2016

JAKARTA DAN KAMU



{Kepada S}

Beberapa puluh hari lalu,
Kita nikmati dunia seperti ini.
Dalam cerita,
Kamu bisa memilih sate, soto,
Gule, baso, atau apapun sesukamu.

Di sini tidak mungkin
Ada laba-laba yang kau takuti,
Tak ada orang yang kau benci,
Tak ada hal yang kau maki.
Sambil menertawakan hari,
Kita mulai hal yang lebih berarti.

Di dingin udara selepas hujan
Kita membicarakan apa saja.
Bahagianya rasa, rindu temu,
Rencana-rencana, pilihan sulit,
Apa yang membuatmu lelah,
Hingga apa yang membuatmu tersenyum

Nanti jika waktunya tiba
Ketika jarak kita hanya sejengkal tangan
Kau akan tahu,
Jika Jakarta adalah
Hal nomor dua yang membuatku datang
Setelah dirimu.