Translate

Tuesday, 22 August 2017

Pagi dan Rindu yang Tak Ingin Diperjuangkan Lagi

Line, 27 Juli 2017

Rindu lagi, lagi rindu, lagi-lagi rindu, rindu-rindu lagi.

Takdir dari rindu ialah menunggu. Berbahagialah ketika rindu masih ada, sebab pertemuan akan semakin lebih berarti jika masih ada rindu bersamamu. Jika ia pergi, pertemuan tak lebih dari sekedar menyapa dan duduk bersama. Tak lebih.

Aku pernah memperjuangkan sebuah temu, demi mengukuhkan rasa apa yang ada di hati. Benar, dan aku yakin jika yang ku temui, punya rasa yang sama seperti yang kumiliki. Namun selang waktu berjalan, rasa itu tak lagi sama. Rasa itu menjadi hambar. Karena yang dibutuhkan hati bukan hanya sekedar perasaan, tapi juga keberadaan.

Menyesal?

Tidak. Aku tidak pernah menyesali telah rasa yang pernah tersesat, tidak menyesali pertemuan yang akhirnya harus berakhir, menyesali kehilangannya. Karena semua yang hadir dalam perjalanan, punya porsi dan waktunya masing-masing. Ada yang berkata mantap tak ingin kemana-mana lagi tapi kemudian pergi, ada yang awalnya numpang lewat namun bisa saja tiba-tiba ingin menetap.

Setidaknya pernah ada saling. Saling percaya, saling sayang, saling rindu, saling mendamba temu, saling bahagia ketika berbicara, saling mencari, saling deg-degan, saling memperjuangkan dan saling-saling yang lainnya.

Saat ini, tak ada lagi rindu, tak ada lagi usaha untuk mencari jalan temu. Jika kamu melihat rindu tergeletak mati di depan beranda hati, aku yang membunuhnya. Karena rindu, tak ingin diperjuangkan lagi.

Selamat pagi, Semesta..


No comments:

Post a Comment